Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Bola

Akhir Bahagia dari Copa America 2015

9 Juli 2015   21:07 Diperbarui: 9 Juli 2015   21:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim kompetisi 2014/2015 adalah masa gemilang bagi Bravo. Kepindahannya dari Real Sociedad ke Barcelona semakin menaikkan karirnya. Pengalamannya menjaga gawang di kompetisi La Liga membuat pelatih Barcelona, Luis Enrique memercayakan Bravo menjaga gawang Barca hanya untuk di La Liga. Sedangkan, di kompetisi UCL gawang Barca dipercayakan Marc Andre Stegen. Keputusan Enrique amat tepat hingga gawang Barca minim kebobolan dan dapat meraih treble winner (La Liga, Copa del Rey, dan UCL).

Kesuksesan Bravo membela klub pun berimbas ke timnas Chili. Gawang Chili aman dalam kawalannya. Dalam laga final terlihat jelas kualitas Bravo dalam hal ketenangan dan kepercayaan diri mengawal gawangnya. Ketenangan dan kepercayaan dirinya cukup membuat gentar eksekutor penalti Argentina, Gonzalo Higuian dan Ever Banega. Drama adu penalti pun dilalui Bravo dengan gemilang sehingga ia layak mendapat trofi Golden Gloves Copa America 2015.

 

C. Claro Best Young Player: Jeison Murillo (Kolombia)

Penampilan Murillo di Copa America 2015 cukup menyita perhatian. Sebagai pemain belakang ia dapat menjaga daerah pertahanan Kolombia dengan baik. Penampilan gemilangnya terjadi kala ia mencetak gol penentu kemenangan Kolombia atas Brasil di fase grup.

Kegemilangan permainan Murillo pun diganjar oleh penyelenggara Copa America 2015 sebagai pemain muda terbaik. Selain itu, seusai perhelatan Copa America ia pun akan membela klub barunya, Inter Milan.

D. Santander Top Scorer: Eduardo Vargas (Chili) and Paolo Guerrero (Peru)

Dua perhelatan Copa America 2011 dan 2015 menorehkan tinta manis bagi Guerrero. Ia mencetak hattrick dalam dua perhelatan Copa America tersebut. Pemain yang pernah membela Bayern Muenchen tersebut memiliki insting mencetak gol di atas rerata. Kesempatan sekecil apa pun dapat ia ubah jadi gol.
4 gol dicetak Guerrero dalam dua laga, yakni: 3 gol kala melawan Bolivia dan 1 gol kala Peru hempaskan Paraguay dalam perebutan posisi tiga Copa America 2015.
Vargas, yang musim lalu bermain sebagai pemain pinjaman di Queens Park Rangers menampilkan permainan yang aktraktif. Sukses Cile menembus partai final Copa America 2015 justru ditentukan lewat aksi Eduardo Vargas. Bomber 25 tahun itu memborong dua gol kemenangan Cile ke gawang Peru pada laga semifinal.

Dua gol tersebut tergolong istimewa. Situs Opta mencatat, gol Vargas tercipta tanpa assist dan kontribusi pemain lain. Gol kedua yang menjadi penentu kemenangan La Roja tak kalah spesial. Sebab, gol tersebut dicetak lewat tendangan dari jarak sekitar 27 meter.

Sebagai peraih sepatu emas (top skor) Vargas berharap keraguan manajemen Napoli pupus. Ia secara resmi berstatus pemain Napoli. Tim berjuluk Partenopei itu merekrut Vargas dari Universidad de Chile pada musim panas 2012. Namun Napoli hanya enam bulan memberikan kesempatan padanya. Selanjutnya, ia nomaden dengan status pinjaman. Mulai Gremio (2013), Valencia (2014), hingga QPR (2015).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun