Kekecewaan warga Amerika Serikat setelah melihat debat perdana antara Biden dan Trump diwakili oleh media besar disana.
Feedback negatif dilontarkan publik setelah melihat Biden beradu argumen dengan Trump. Ketidakmampuan Biden menjawab pertanyaan dengan jelas cukup mengkhawatirkan.
New York Times yang merupakan media besar meminta Biden untuk mundur dari pencalonannya sebagai Presiden.
Dalam artikelnya tertulis sejumlah kekhawatiran yang didasari oleh kelemahan Biden akibat lanjut usia. Oleh karena itu, sebaiknya Partai Demokrat mengganti kandidat saja.
CBS juga meliris hasil survei mereka yang menyatakan kalau sejumlah pemilih Amerika Serikat yakin kalau Biden lebih baik mundur saja.
Alasan paling atas karena kendala umur yang berhubungan dengan kemampuan kognitif untuk berkampanya secara efektif dan mengemban tugas sebagai Presiden.
Bahkan pemilih di Demokrat sendiri tidak yakin dengan keberlanjutan pencalonan Biden dalam survei CBS.
Paling mencolok ketika Biden membahas Medicare, tidak jelas pengucapan dan argumennya sehingga memberikan keuntungan kepada Trump.
Pada beberapa bagian ketika debat pun terlihat wajah Biden yang kebingungan dan sulit berkonsentrasi ketika menjawap pertanyaan.
Secara keseluruhan, Biden gagal meyakinkan warga Amerika Serikat kalau dirinya masih bisa menjadi Presiden.
Saat ini warga Amerika seakan dipaksa untuk memilih antara kekurangan Trump dan Biden. Tentu harusnya masih ada kandidat lain yang lebih baik dari Demokrat untuk menghadapi Trump.
Melalui peristiwa ini, kita dapat melihat bahwa pers berfungsi untuk menyampaikan aspirasi rakyat melalui saluran portal mereka.
Pengaruh media besar sangat bermanfaat sebagai filter untuk menyeleksi pemimpin yang pantas bagi negara.
Tentu hal ini seharusnya bisa ditiru untuk negara lain agar demokrasi dan calon pemimpin dapat terjaga kualitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H