Kenyataannya ikut menyakiti diri kita. Rasa sakitnya lebih besar dibandingkan faktor yang lain.
3. Solusi
Apa yang harus kita perbuat? Perlukah kita bersedih terus padahal waktu terus berjalan tanpa peduli kesedihan kita?
Pertama kita harus sadar bahwa hidup memang tidak adil serta tidak seimbang kemudian berusaha hidup dengan fakta itu.
Mau membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Mengapa tidak sekalian saja bandingkan hidupmu dengan Rafathar dan Cipung?
Sejak kecil mereka sudah banyak uang, tidak seperti kita. Mampukah kalian menyainginya? Hal itu malah membuat kalian semakin stress.
Tak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Lebih baik bandingkan diri kita sekarang dengan diri kita yang dulu.
Apakah diri kita sekarang sudah lebih baik dari diri kita yang dulu? Itu sudah cukup sebagai tolak ukur sukses.
Apakah kita lebih produktif sekarang dan lebih punya banyak skill sekarang daripada diri kita dulu?
Cukup sudah itu menjadi tolak ukur. Apabila media sosial dan perkataan keluarga membuat kita tidak nyaman.
Tentu lebih baik kita filter untuk menjadi motivasi saja tetapi tetaplah tolak ukurnya adalah diri kita sendiri dibandingkan diri kita yang dahulu.