Mohon tunggu...
Maksimus Adil
Maksimus Adil Mohon Tunggu... profesional -

Pencinta dunia, pendamba perdamaian dan perindu kesejahteraan bagi semua...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mentalitas Pencerahan dan Bencana Ekologis

28 April 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:18 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[10] Bdk. J, Baird Callicott, op.cit., hlm. 33.

[11] Dielaborasi dari tulisan Ralph Metzener, The Emerging Ecological Worldview, dalam Mary Evelyn Tucker & John A Grim (ed.), Worldviews and Ecology, Orbis Books, 1994, hlm. 170-171.

[12]Lih. Tu Wei-ming, op.cit., hlm. 20

[13] Lih. Tu Wei-ming, ibid., hlm 20-21.

[14] Selanjutnya akan disebut Tu saja.

[15] Mengenai pentingnya aspek etika dan bagaimana etika dapt turut membantu untuk mengatasi dampat mentalitas pencerahan bagi lingkungan dapat dibaca pada tulisan J. Baird Callicott, Toward a Global Environmental Ethic dalam Mary Evelyn Tucker & John A Grim (ed.), Worldviews and Ecology, Orbis Books, 1994.

[16] Ibid., hlm. 25.

[17] Ibid., hlm. 25-27

[18] Di sini patut dimasukan juga misalanya pandangan salah satu suku asli di Indonesia, seperti suku Dayak. World-view (pandangan dunia) Orang Dayak memahami alam semesta (kosmos) ini sebagai suatu bentuk kehidupan bersama antara manusia dan yang non-manusia, diluar alam para Jubato (dewa) dan Awo Pamo (arwah para leluhur) yang berada di Subayotn. Bentuk kehidupan itu merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya terdiri dari unsur alam manusia dan alam non-manusia (organisme dan no-organisme) yang saling berkolerasi. Sistem kehidupan itu sendiri merupakan lingkungan hidup manusia dimana manusia hidup dan berkolerasi secara harmonis dan seimbang dengan para “tetangganya” unsur-unsur lain yang non- manusia. Hubungan yang harmonis dan seimbang dalam sistem khidupan ini harus dibangun oleh manusia melalui praktik-praktik religi mereka.(Lih. Yohanes Supriyadi, Filsafat Dayak, http://wacananusantara.org/6/362/filsafat-dayak/p/3?PHPSESSID=20db216a3bfc012028ed33195b4a5b85, diunduh pada hari Selasa, 19 Mei 2009, jam 15.30)

[19] Huston Smith, The World’s Religions (New York: Harper Collins, 1991), 365-83 seperti yang dikutip Tu Wei-ming, ibid., hlm. 27-28.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun