Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ramadan dan Hati yang Terbelenggu

30 Mei 2019   14:54 Diperbarui: 30 Mei 2019   14:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di diantara malam-malam seribu bulan

Menghilang sesaat dari hingar bingar gemerlapnya kehidupan dunia 

Tersesat dalam keindahan dan keheningan semesta

Menjadikan malam itu penuh kemuliaan hingga terbit fajar

Hati ini merintih menjerit merobek langit memanggil namanya 

Tapi tidak juga dia mendekat merantai tetes-tetes embun di hatiku

Aku ingin sejenak kembali terlena bersamanya di batas cakrawala

Namun dia tetap pergi selangkah demi selangkah meninggalkanku

Aku tidak bisa menaklukkan diriku sendiri

Karena nafsu meningkat di penghujung Ramadhan

Kembali fitrah hanya di mulut saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun