Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Teka-Teki] Detektif Amatiran 2

26 September 2018   08:29 Diperbarui: 26 September 2018   15:29 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bagaimana mungkin ini bisa menjelaskan semuanya?"

Dengan hati-hati Aku menjelaskan teori Detektif Amatiranku ....
Aku misalkan perkataan Dolly benar maka perkataan dari ke tiga temannya adalah negasinya atau kebalikannya. Sehingga ada dua fakta saling bertentangan, yaitu Alexis dan Allena sebagai pembunuhnya. Dan ini tidak mungkin terjadi. Semua mendengar penjelasanku dengan seksama.

Seandainya perkataan Alexis atau Allena yang benar maka dengan cara yang sama akan dihasilkan fakta-fakta yang saling bertentangan juga. Sehingga kesimpulanku hanya Cindy yang berkata benar. Dengan demikian dari negasi ke tiga perkataan teman yang lain tidak ada fakta yang bertentangan dan kebohongan mereka tidak akan saling berbenturan. Jadi Allenalah pembunuhnya berdasarkan teori ini. Semua terkejut dan mengarahkan pandangan matanya pada Allena.

image-5bab46716ddcae347f4fb904.jpg
image-5bab46716ddcae347f4fb904.jpg
"Bukan aku ... aku hanya disuruh untuk mengantarkan minuman pada pria itu. Aku ... aku tidak tahu siapa yang telah membuatnya," kata Allena mencoba membela diri.

"Faktanya kamu yang membawa dan memberikan minuman itu. Siapa pun akan tahu bahwa kamu yang telah membunuh pria itu," kataku.

"Benar ... dia pasti yang telah membunuh pria itu. Allena adalah pembunuhnya. Dan masalah ini telah selesai. Pak polisi ... cepat bawa Allena dan jebloskan dalam penjara," kata pemilik kontrakan dengan mantap. Dan Allena hanya bisa menatap tajam padanya tanpa bisa berkata-kata lagi.

"Tenang dulu ... ada penyimpangan teori dari kasus ini. Dan Allena bukan pembunuh yang sebenarnya karena dia hanya dimanfaatkan sebagai alat untuk membunuh."

Semua yang hadir saling pandang. Mereka berharap-harap cemas untuk segera mengetahui siapa pembunuh yang sebenarnya. Aku tatap mereka satu per satu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tidak ada desah suara dan gerakan-gerakan erotis seperti dulu. Semua menjadi tegang menunggu penjelasanku selanjutnya. Aku tatap pemilik kontrakan yang mencoba bersikap tenang.

"Kamulah pembunuh yang sebenarnya," kataku sambil menunjuk sang pemilik kontrakan.

"Kau ... kau telah menuduhku? Tidak ada bukti untuk itu!"

"Bukankah kamu sendiri telah mengatakan tidak ingin kehilangan semuanya? Itu berarti kamu telah membunuh pria itu dan akan kehilangan semua harta yang kamu miliki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun