Mohon tunggu...
Boly Uran
Boly Uran Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Petani yang suka melakukan kajian sosial budaya untuk membantu pembangunan Desa

hasil kajian sosial budaya telah dibukukan dalam buku perdana dengan Judul Di Balik Kesunyian Lewouran Duli Detu Saka Ruka Paji Wurin

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Data Pemilih dalam Refleksi Identitas Integral Komunal

1 Desember 2020   18:07 Diperbarui: 5 Desember 2020   02:31 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi data pemilih dalam pemilu. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kesadaran mengurusi dokumen kependudukan adalah proses internalisasi nilai -- nilai kebenaran dari sebuah tradisi sosial budaya. Pasal 203 UU No 7 Tahun 2017 menegaskan larangan untuk berbohong. Tidak ada pilihan selain memberikan identitas yang Benar dan Jelas. Benar orangnya, jelas identitasnya.

Konteks terdaftar dalam data Pemilih dalam bingkai Lamahot adalah sebuah kesadaran bahwa dengan kejelasan identitas diri, para pemilih dalam kesadaran kolektif merasa terpanggil untuk mengambil bagian, berperan aktif untuk sebuah proses demokrasi, sebuah proses mempercayakan mandat, koda kiri bagi orang/ calon pemimpin yang dipercayai. 

Dengan terdaftar dalam DPT, pemilih berperan aktif menyalurkan hak konstitusi  harus dimaknai sebagai  keterpanggilan membangun kampung, desa, lewotana dan keputusan pilihan adalah bagian dari membangun rangkaian kebijakan publik baik di tingkat lokal maupun nasional. 

Kesadaran inilah yang harus terus menerus dinarasikan, disosialisasikan sehingga muncul sebuah gerakan moral bersama baik secara komunitas maupun pemerintah untuk penataan administrasi kependudukan yang semakin berkualitas.

dok. pribadi
dok. pribadi
Setiap tahapan pemilu maupun pilkada, Data Pemilih selalu menjadi sebuah persoalan. Bahkan menjadi satu dari sekian materi gugatan hasil Pilnas tahun 2019 di Mahkama Konstitusi. KPU dan Dinas Catatan Sipil selalu menjadi pihak yang persalahkan. Proses mempersalahkan sangat mudah tetapi kesadaran moral  untuk terlibat aktif mewujudkan Data Pemilih dalam bingkai mengadministrasikan identitas sosial sangat sulit. 

Kesadaran kecil  seperti mengajak anggota  keluarga untuk mengurus dokumen kependudukan, memastikan apakah sudah terdaftar sebagai calon pemilih atau belum, sepertinya sebuah pekerjaan yang sangat berat. 

Mengharapakan sajian Identitas diri yang Benar dan Jelas tetapi serentak tidak membuka pintu rumah untuk sebuah proses penelusuran kebenaran adalah bentuk pengingkaran atas nilai nilai luhur budaya yakni hiduplah  dalam kebenaran sebagai ATA DIKE (orang baik). Dengan memastikan diri terdaftar dalam Data Pemilih, memastikan informasi yang diberikan adalah BENAR dan JELAS , Pemilih secara sadar telah terlibat aktif dalam sebuah aktus sosial  budaya yakni membangun peradaban DEMOKRASI ATA DIKE.

Dan tikungan jalan, hamparan bebatuan semakin mempesona seindah tantangan setiap tahapan pemilihan. Tidak ada Jalan Selain Berjuang Mewartakan  Kabar Sukacita, Mewartakan Kebenaran tentang  karya sebagai PENATALAYAN DEMOKRASI.

Penulis
Komisoner KPU Kabupaten Flores Timur
Divisi Program dan Data

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun