Mohon tunggu...
Boly Uran
Boly Uran Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Petani yang suka melakukan kajian sosial budaya untuk membantu pembangunan Desa

hasil kajian sosial budaya telah dibukukan dalam buku perdana dengan Judul Di Balik Kesunyian Lewouran Duli Detu Saka Ruka Paji Wurin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keajaiban Wai Uhe Wato Lota

15 Juli 2020   08:44 Diperbarui: 15 Juli 2020   09:02 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keenam Nuba itu masing-masingnya berada di pantai Nara (Lewotobi),  pantai Waiotan,  Wai Uhe, Pantai Ele (Lewoawang), di Lewooki Lewouran serta di satu lokasi yang disebut Wato Manu (batu menyerupai ayam) di kawasan perbukitan Lewouran. Fungsi Nuba di Wai Uhe dan pantai Ele adalah untuk meminta air hujan.

Sebagai sebuah kawasan yang dipercayai memiliki kekuatan mistis, masyarakat Lewouran selalu berusaha untuk tidak berjalan sendirian ketika mencari ikan, atau menimbah air di kawasan ini. Masyarakat Lewouran meyakini bahwa sumur Wai Uhe bukan hanya merupakan sumber air bagi manusia saja tetapi juga bagi para arwah. Beberapa kisah yang dituturkan oleh para penutur tradisi setempat yang saat ini masih hidup, bahwa sudah banyak kisah mistis yang dialami oleh masyarakat Lewouran ketika berada di tempat ini. 

Pernah seorang bapak sendirian mencari ikan di dekat sumur. Tiba-tiba dia mendengar suara tawa seorang ibu di wilayah sumur. Suara itu kedengaran seperti suara seorang perempuan dari Kampung yang sudah sering dia dengar. Si bapak tadi mendengar seolah-olah perempuan tersebut sedang berbicara dengan banyak orang di wilayah sumur. 

Ketika si bapak tadi menoleh ke arah sumur, dia tidak melihat seorang manusia pun di sana. Dia memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Ketika beliau tiba di rumah dan menceritakan peristiwa itu kepada istrinya, langsung dia dikabarkan oleh sang istri bahwa perempuan tersebut baru saja meninggal dunia.

Wato Lota

Kawasan Pesisir pantai Lewouran mulai dari pantai Pede hingga ke pantai Ele, yang adalah Kene'e suku Muda Lewouran (secara geografis sudah masuk wilayah Desa Lewoawang ), setiap tempat memiliki nama dan makna tesendiri. Di bentangan kawasan Wai Uhe terhampar bebatuan yang tersusun rapih dan disebut dengan nama Wato Lota. 

Susunan alamiah batu-batu ini menampilkan bentuk yang bervariasi dan mudah dikaitkan atau diasosiasikan dengan benda-benda tertentu yang tentu saja syarat makna. Ada yang berbentuk seperti peti orang mati, ada yang seperti mahkota permaisur. Ada pula yang menyerupai ikan lumba lumba, kura-kura dan buaya. 

Bentuk lain yang kemudian menjadi ramai diperbincangkan atau viral adalah bentuk khas yang disebut Batu Roti. Jika menelusuri pesisir kawasan ini maka para pengujung dapat menyaksikan aneka bentuk susunan Wato Lota ini. Setiap susunan mengandung makna tersendiri. Satu lokasi, tidak jauh dari Wato Lota nimu, di dinding sebuah Wato Lota ada tulisan angka yang berbentuk sebuah pahatan.

Di antara bentangan kawasan Wato Lota ini, ada sebuah lokasi yang disebut Wato Lota nimu. Artinya Pusat Wato Lota.  Lokasi ini berada sekitar 50 meter ke arah timur dari sumur Wai Uhe. Dalam tuturan tradisi, tempat ini dipercaya sebagai Gereja Para Arwah. Penutur tradisi yang masih hidup, Bapak Herman Demo Uran, usia 89 tahun, menuturkan kisah mistis yang beliau alami bersama alhmarum Pater Van Stee di kawasan ini. Saat itu mereka menembak ikan. 

Oleh karena ombak besar, beliau meminta Pater Van Stee untuk tidak ikut menembak ikan. Ketika sudah berada di kejauhan untuk menangkap ikan, tiba-tiba Bapak Demo melihat Pater Van Stee berlutut dan memberikan salam hormat ke arah Wato Lota ini. Pulang dari wilayah ini Bapak Demo tidak ingin bertanya tentang apa yang dia saksikan tadi. Sampai hari ini dia tetap menyimpan misteri ini. 

Suatu saat, ketika Pater Lambertus Lamen Uran (alhmarum) mengunjungi keluarga mereka, barulah beliau menjelaskan bahwa Wato Lota nimu inilah yang selama ini dikenal sebagai tempat perkumpulan para arwah yang disebut Neme re'e. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun