Mohon tunggu...
Boly Uran
Boly Uran Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Petani yang suka melakukan kajian sosial budaya untuk membantu pembangunan Desa

hasil kajian sosial budaya telah dibukukan dalam buku perdana dengan Judul Di Balik Kesunyian Lewouran Duli Detu Saka Ruka Paji Wurin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Literasi di SMPK Ile Bura

19 Februari 2020   17:23 Diperbarui: 19 Februari 2020   17:26 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gairah sebagai anak petani -- nelayan seharusnya menjadi sebuah metode pembelajaran. Teriakan anak- anak di sepanjang jalan menuju ladang setelah pulang sekolah, teriakan melawan gelombang blelawutun, gelombang pantai selatan harusnya menjadi pangung teater anak anak menemukan jatih diri dan pada akhirnya mereka sendiri memutuskan untuk melakukan sesuatu dalam proyek- proyek social di sekolah, di masyarakat. Dari proyek social ini anak- anak dipersiapkan untuk peran yang lebih besar dalam kehidupan social budaya.

Kegiatan menanam pohon, anakan sengon laut di Kampung lama Lewouran yang digagas penulis perlahan mendorong lembaga pendidikan ini untuk terus mempersiapkan generasi yang cinta dan peduli dengan kampung halaman. Dan inilah esensi sebenarnya dari Giat Literasi. Berawal dari kemampuan membaca, perlahan kemampuan bertutur, berhitung, anak- anak perlahan dalam semangat kemandirian mampu membahasakan impian dalam sebuah karya termasuk dalam sebuah tulisan.

Menyadari pentingnya kegiatan Literasi ini, maka penulis dalam koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru mengundang Ketua Agupena Cabang Flores Timur, Maksimus Masan Kian untuk memberikan pembekalan tentang Giat Literasi di hadapan dewan guru, para siswa, serta tamu undangan yakni Camat Ile Bura, Kepala Desa Lewotobi, ketua dan anggota Komite SMPK Ile Bura, pada tanggal 18 Januari 2020 di SMPK Ile Bura. Dalam sesi yang dibawakan oleh Agupena di isi dengan penampilan Penyair Zaeni Boli Ama dengan membawakan puisi Sutardji Calzoum Bachri berjudul Jembatan. Penampilan beliau sangat memukau para peserta dan mendapatkan applaus yang meriah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dari penampilan ini, Ama Zaeni menunjukkan bahwa kekuatan sebuah kata, syair terletak pada kemampuan menariskan, menuturkan kata- kata, kalimat itu. Kemampuan mengekspresikan sastra harus menjadi sebuah tradisi yang terus dikembangkan di sekolah- sekolah. Literasi juga kemampuan mengekspresikan nilai- nilai, kepekaan jiwa membahasakan sebuah pesan agar pesan itu menjadi bermakna.

Bagi Penyair Percy Bysshe Shelley puisi adalah rekaman detik detik yang paling indah dalam hidup.

Sekolah adalah pagung, ruang yang indah, nyaman bagi anak- anak untuk merangkai pesan pesan kehidupan, tempat memahat kisah yang harus dikembangkan menjadi sebuah komunitas Literasi yang membawa semangat kelahiran baru.

Momentum kehadiran Agupena di SMPK Ile Bura sebagai sebuah proses untuk menata kembali kearifan- kearifan pendidikan yang telah dilakukan dalam sebuah stategis peningkatan kualitas pendidikan yang lebih terarah dan terukur serta berdampak transformatif. Kegiatan Natal bersama dan peringatan HUT sekolah dalam dengan Tema " Komunitas Literasi Menjanjikan Kelahiran Baru ". Dalam Kotbanya, Paulus Senggo Hokeng menegaskan bahwa melalui "Komunitas Literasi, kita mampu menterjemahkan Sang Sabda dalam tuturan lisan dan tulisan "

Upaya menterjemahkan Sang Sabda dalam tindakan, karya yang transformatif buka lagi pilihan tetapi sebuah keharusan panggilan sebagi murid- murid Tuhan yang siap diutus mewujudkan tatanan kehidupan yang holistic. Lembaga pendidikan sejalan dengan arah reformasi pendidikan yang sedang dipersiapkan dari aspek regulasi harus terus menerus berbenah diri, terus belajar, belajar dan belajar sebagaimana pesan dan penegasan dari Alumni SMPK Ile Bura, Pater Markus Solo Kwuta, SVD melalui penulis yang dibacakan dihadapan peserta. Bagi Pater Markus, menabur 100 benih unggul hari ini sama dengan mendapatkan 1000 buah unggul lainnya di masa depan. Sebuah tantangan adalah membawa SMPK Ile Bura sebagai model di wilayah dalam membantu mengatasi ketertinggal di wilayah, demikian tegasnya.

Kegiatan Natal Bersama dan Peringatan HUT Sekolah diisi juga dengan Penyerahan Buku Asal Usul Lewo, kerjasama Agupena dengan Dinas Paeiwisata dan Kebudayaan Flore Timur. SMPK Ile Bura merupakan sekolah pertama yang menerima buku ini. Pada kesempatan ini juga Kepala Desa Lewotobi menerima buku ini dan menjadi desa pertama juga yang menerima buku ini. sedangkan buku untuk penulis, penulis percayakn untuk diserahkan ke saudara penulis Antonius Nuli Uran, yang menjabat sebagai Ketua Komite SMPK Ile Bura.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun