Mohon tunggu...
bold_guy
bold_guy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga Sebuah Harga Diri

12 Mei 2016   11:53 Diperbarui: 12 Mei 2016   12:09 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harga diri memang mahal. Segala daya upaya dilakukan demi mengembalikan harga diri yang terluka. Apalagi, bila harga diri sebuah organisasi yang merupakan organisasi mahasiswa tertua yang masih eksis di Indonesia, (dianggap) dicoreng oleh orang lain. Alhasil, amarah memuncak, logika tidak lagi berada di atas sanubari para insan akademis ini, emosi yang berada di atas segalanya. Bahkan tak lagi melihat konteks pembicaraan yang menjadi musabab kemarahan mereka.

 Siang itu, gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl. Rasuna Said diamuk massa berbaju hijau hitam. Seragam yang identik dengan Himpunan Mahasiswa Islam. Mereka marah karena tersinggung atas ucapan salah satu pimpinan KPK, Saut Situmorang di salah satu TV swasta. Batu-batu dilemparkan sampai memecahkan beberapa kaca di gedung KPK, huruf-huruf di papan nama KPK dipreteli, ban dibakar. Bahkan, polisi yang menjaga aksi tersebut kemudian juga dilempari batu-batu. Tidak hanya di Jakarta, aksi massa HMI dengan membakar ban dan memblokade jalan juga terjadi di banyak tempat di Indonesia.

Bila sudah seperti ini, masih ingatkah kalian tujuan HMI? Berdasarkan pasal 4 AD HMI, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Apakah mengganggu ketertiban umum, menghalangi pengguna jalan, dan merusak fasilitas umum merupakan ciri seorang Insan akademis? Apakah Islam, agama yang tertera pada nama organisasi kalian, juga mengajarkan tindakan anarkis demikian?

Kewajiban kita sebagai muslim ketika ada orang  meminta maaf, hendaknya kita memaafkan kesalahan orang tersebut. Rasulullah bersabda:

“Maukah aku ceritakan kepadamu tentang sesuatu yang menyebabkan Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab, tentu. Rasul bersabda, ‘Kamu bersikap sabar (hilm) kepada orang yang membencimu, memaafkan orang yang berbuat zhalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu, dan menghubungi orang yang telah memutuskan silaturrahim denganmu.’” (HR Thabrani)

 Maka ketika Saut Situmorang meminta maaf, hendaknya maafkanlah. Karena tidak ada gunanya menebar kebencian dan memperpanjang masalah. 

 

Terbiasa dengan kekerasan

 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada 1947, memang terkenal sering berbuat anarkis dalam melakukan aksi. Bahkan tidak hanya aksi, ketika berproses dalam internal organisasinya pun sangat sering terjadi kekerasan. Yang terakhir adalah pada saat kongres HMI ke 29 di Pekanbaru 2015 lalu. Salah satu panitia terkena panah dari anggota kongres, entah benar-benar terdaftar atau romli (rombongan liar). Selain itu, ada pula yang terkena tembakan sumpit. Saya jadi bertanya, mereka datang dengan niat menghadiri kongres atau niat perang??

Beragam intrik dan kepentingan mewarnai setiap kongres HMI, tak terkecuali kongres HMI di Pekanbaru 2015 kemarin. Ini yang membuat massa kembali menjadi panas dan terjadi kerusuhan kembali. Sampai-sampai mantan ketua PB HMI yang juga mantan ketua DPR Akbar Tanjung malu melihat polah adik-adiknya. 

Bukan itu saja, massa HMI yang kelaparan makan di restoran seenaknya tanpa membayar. Kongres yang akhirnya menetapkan Mulyadi P. Nasir sebagai Ketua Umum PB HMI ini pun kabarnya dibiayai Bansos Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp 3 Miliar. Bibit-bibit gerakan yang koruptif.

Sebelumnya pada 2013, perang batu terjadi pada saat kongres HMI dilaksanakan di Pondok Gede. Seperti yang biasa terjadi, kerusuhan terjadi karena panitia tidak menyediakan tempat menginap dan makan untuk para peserta.

Jadi menurut kalian para peserta yang datang gratis itu bisa dapat makan dan tinggal gratis? Kok tidak logis sama sekali ya permintaan kalian? Ini sama saja mendorong panitia berbuat korupsi dengan meminta sumbangan kepada kakanda-kakandanya alumni HMI, yang kemudian memang terjadi di Riau 2 tahun berikutnya.

Namun sialnya, walaupun sudah mendapat APBD Riau 3 miliar, masih saja rusuh. Tak ayal, Akbar Tanjung kemudian datang dan menenangkan keadaan. Lokasi kongres yang memenangkan Arief Rosyid sebagai Ketum PB HMI itu pun bahkan sampai harus diungsikan ke Depok karena terlalu lama kongres dilaksanakan di Pondok Gede.

Banyak prestasi

Tulisan saya bukan untuk menjelek-jelekan HMI. Kita semua tahu HMI memiliki kader yang prestasinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Anggota HMI pun banyak yang menjadi Presiden Mahasiswa di kampus-kampus. Prestasi pribadi para kader pun sudah diakui banyak kalangan. Banyak alumni yang dihasilkan dari himpunan ini. Mereka tersebar di segala lapangan profesi, baik di lingkungan pemerintahan maupun di tengah-tengah masyarakat. Di lembaga-lembaga masyarakat, eksistensi mereka diperhitungkan baik di tingkat pusat maupun daerah. Ada yang mengisi jabatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu mereka juga memiliki peranan yang menonjol dalam berbagai bidang, seperti LSM, ormas, dan dunia usaha. Banyak juga kader HMI yang telah jadi pejabat dan membangun negeri ini dengan jujur, sebut saja Jusuf Kalla dan Prof. Mahfud MD.

Kembali ke pernyataan Saut Situmorang. Apa yang salah dengan pernyataannya?

Berikut transkrip Saut Situmorang: Jadi kita tidak sepakat, atau tidak mau melaksanakan. Karena gini, kita tidak akan bisa melaksanakan kontrol tanpa standar, standar itu sudah ada direpublik ini. Keppres mana yang nggak ada, SK mana yang nggak ada, semuanya ada tapi ketika itu mau dilaksanakan semua karakter dan integritas bangsa ini sangat rapuh. orang yang baik dinegara ini mas, jadi Jahat ketika dia sudah menjabat. lihat saja tokoh-tokoh politik kita, itu orang-orang yang pinter semuanya, orang itu orang-orang yang cerdas. saya selalu bilang kalau di HMI minimal dia LK 1 ~ iyakan,, lulus tuh anak-anak mahasiswa, pinter, Tapi begitu menjadi menjabat dia jadi jahat, curang, Lidih, Ini karena apa? karena saya bilang sistem belum jalan, artinya apa, adapun aturan2 itu tidak pernah kita jalankan, ini artinya kenapa karakter dan integritas orang itu berubah, ini persoalan bangsa kita itu yang saya bilang peradaban bangsa kita ini karena apa? karena memang kita tidak mau bermain dari sesuatu yang terkecil.

Kalau melihat perkataan dari transkrip Saut, nampaknya fokusnya adalah orang menjadi jahat setelah menjabat. Sebelum menjabat tidak jahat.  HMI dijadikan contoh, ini organisasi yang mendidik orang jadi baik saat mahasiswa. Disitu ada kata: “kalau” yang berarti adalah kemungkinan, pengandaian, bukan berarti menunjuk bahwa HMI koruptor, walaupun memang benar ada beberapa alumni HMI yang sudah merasakan jeruji penjara karena korupsi.

Memang, dari empat periode pimpinan KPK, dua periode dipimpin oleh kader HMI.  Abraham Samad (Ketua KPK), Abdullah Hehamahua (Penasehat KPK), Busyro Muqoddas (Ketua KPK), Bambang Widjayanto (Wakil Ketua KPK). Tapi, ingatkah kalian bahwa masih lebih banyak alumni yang menjadi pesakitan dan merasakan nikmatnya memakai rompi oranye koruptor. Berikut saya lampirkan kembali daftar kejahatan para penguasa mantan aktivis HMI yang berubah wujud menjadi koruptor di negeri Indonesia Raya ini.

Anas Urbaningrum

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat, terlibat dalam kasus korupsi pembangunan stadion Hambalang di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Andi Mallarangeng

Serupa tapi tak sama, mantan aktivis HMI yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga terlibat dalam kasus yang sama dengan Anas Urbaningrum, kasus korupsi mega proyek Hambalang.

Akbar Tanjung

Mantan Ketua Umum HMI ini terlibat dalam kasus korupsi dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. Mirisnya, si Koruptorsaurus ini masih eksis dalam dunia persilatan perpolitikan regional dalam negeri sampai detik ini.

Bustanul Arifin

Mantan aktivis HMI yang juga mantan Kepala Bulog dan juga mantan Menteri Koperasi ini terlibat dalam kasus korupsi Rp 10 milyar dalam pembelian tanah milik Bambang Triatmodjo. Beddu Amang Mantan aktivis HMI dan juga mantan Kabulog ini terlibat dalam pat gulipat kasus mega korupsi pakan ternak sebesar Rp 841 miliar.

Wa Ode Nurhayati

Mantan aktivis HMI dan juga mantan anggota Badan Anggaran DPR RI ini terlibat gratifikasi sebesar Rp 6,25 miliar untuk menggolkan Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Minahasa sebagai daerah penerima alokasi DPID tahun anggaran 2011.

Zulkarnaen Djabbar

Mantan aktivis HMI dan juga mantan wakil rakyat DPR di Komisi VIII ini terlibat dalam perbuatan nista tindak pidana korupsi terkait proyek pengadaan laboratorium dan penggandaan Al Quran di Kementerian Agama.

Kemungkinan ditunggangi

Namun bila melihat kasus ini lebih jauh ke belakang, pihak mana yang lebih dulu protes terhadap perkataan Saut Situmorang? HMI kah? Bukan. Kahmi lah yang pertama kali menunjukkan ketersinggungan terhadap ucapan Saut. Mengapa? Karena di Kahmi banyak koruptor, itu jelas. Dan bukti sahih sudah saya tuliskan diatas. Dan mengapa hal ini diangkat sekarang? Sampai mengerahkan seluruh massa HMI yang notabene adinda-adinda dari para Kahmi itu untuk membela ketersinggungan mereka? Tidak ada politik tanpa kepentingan bung. Ingat bahwa KPK mengharamkan syarat/ketentuan bahwa calon Ketua Partai Golkar harus menyumbang Rp 1 miliar. Memang sangat logis alasan KPK, dan sangat keterlaluan ketentuan itu. Ini jelas-jelas  memberi pendidikan politik korup kepada siapapun yang menyaksikan sepak terjang Golkar ini. Dan siapa petinggi Partai Golkar yang merupakan alumni HMI? Sudah saya sebutkan diatas, silahkan anda menilai sendiri. Wassalam.

 #Kami Bersama KPK!

#Kami Bersama Saut Situmorang!

 http://www.kompasiana.com/mawalu2/saut-sitomorang-benar-ini-daftar-kejahatan-mantan-aktivis-hmi-yang-berubah-wujud-menjadi-koruptorsaurus_5730a4ca379773120a147115

http://kriminalitas.com/demo-hmi-anarkis-di-kpk-polda-metro-turun-tangan/

http://nusantarakini.com/2016/05/06/saut-tidak-menghina-hmi-periksa-transkripnya-di-sini/

https://m.tempo.co/read/news/2015/11/22/079721268/malu-akbar-tandjung-kongres-hmi-ricuh-lagi-ini-langkahnya 

http://www.teropongsenayan.com/38811-hmi-permintaan-maaf-saut-tak-lantas-selesaikan-proses-hukum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun