Oleh brother berkulit gelap itu saya dipersilahkan masuk, menunjukkan wudhu station (tempat wudhu) dan rest room (toiletl).Â
 ***
 Pukul 12.45, baru satu per satu  jamaah berdatangan. Ada yang berjubah, pakai jeans, kemeja, dan pakaian kantoran. Mayoritas berkulit gelap, ada satu-dua berkulit putih dan berambut pirang. Â
 Tepat pukul 13.00, seseorang anak muda berjubah berdiri dan mengambil mikrofon. Menggunakan bahasa Inggris, ia menyampaikan informasi keadaan masjid juga mengumumkan pembayaran air dan listrik.Â
 "Tiap pekan, setiap hari Jumat, ada sekitar 400 orang yang datang beribadah di sini. Setiap hari, ada sekitar 200 anak-anak yang datang belajar mengaji", katanya setelah didahului salam dan mengutip beberapa ayat Quran dan hadis sebagai pengantar.Â
 Ia melanjutkan,Â
 "Bapa-bapa para jamaah kiranya bisa membantu. Untuk membayar air dan listrik. 10 dolar, 20 dolar, 25 dolar, semoga pemberian para jamaah sekalian dibalas Allah SWT".Â
 Khutbah mulai. Seorang yang masih kelihatan muda, dalam balutan jubah tanpa kopiah/surban, menjadi khatib.Â
 Ia menyampaikan salam dan muqadimah. Lalu menyampaikan khutbah dalam bahasa Arab. Tentu saya agak sulit memahami secara utuh, padahal sebelumnya saya berharap khutbah akan disampaikan dalam bahasa Inggris.Â
 Namun dari ayat yang ia kutib, materi khutbah adalah seputar mengingat Allah (dzikrullah) dan nikmatnya iman (ni'matul iman).
 Khutbah pertama dan kedua tak sampai 10 menit. Lalu dilanjutkan dengan sholat berjamaah.Â
 ***
 Dari papan informasi masjid diketahui islamic centre ini dibeli pada tahun 2007 dengan harga USD 1.300.000,-.Â
 Di halaman Fesbuk di intenert, ditulis jika islamic centre ini dikelola oleh orang-orang dan mahasiswa Amerika-Somalia.Â