"Tapi ah, itu kan kabar-kabari. Obrolan dirumah-rumah kalau musim hujan"
Puas berisitirahat dan menatap dermaga, Ame Lalong melanjutkan perjalanan.
Ia melewati TPI, kampung kuliner Ujung. Tenda-tenda warung kuliner berdiri sepi. Tiap malam ditempat ini ramainya bukan main. sepanjang jalan warung-warung yang menjual aneka sea food dan gorengan ramai pengunjung.
Ikan bakar segar menjadi primadona. Lalu gorengan, jus, kopi, dan banyak lagi.
Beberapa kali Ame Lalong dan beberapa teman ojeknya nongkrong disalahsatu tenda disitu. Menyeruput kopi sambil melihat orang-orang.
Ada bule banyak dan orang-orang kaya, mahasiswa yg tengah pulang libur dr makassar, jogja, mataram, Bali, dan Jakarta. semuanya membentuk grup-grup kecil di masing-masing tenda warung.
Ia terus berjalan, melewati dermaga fery. Dermaga lama yang sudah puluhan tahun melayani penumpang yang menyebrang ke Sape, Pulau Sumbawa dan sebaliknya. Dulu waktu SMA di Bima, Ame Lalong menjadi pelanggans setia fery penyebrangan. Jarang ia beli tiket. Sampai didalam kapal, ia bernego dengan petugas pemeriksa karcis. Paling dikasih lima ribu untuk beli rokok.
Melewati dermaga Fery, revonya terus melaju. Kini ia menyusri Jl Soekarno-Hatta, kota lama Labuan Bajo. Gerbang pelabuhan pelni juga sudah lewat.
Sepanjang Jalan soekarno-Hatta, disisi kiri-kanan jalan, ada banyak tourism informatioin center. Tempat informasi diving ke Pulau Komodo dan beberapa pulau di sekitarnya, info tracking ke Gunung Mbeliling, Danau sano Nggoang, info desa Wisata ke Wae Rebo, batu Cermin, dan banyak lagi. Dijaga dan dilayani guide-guide. Ada juga anak SMIP yang praktek. Selain tourism info center, juga ada tempat kursus diving, ah, pokonya lengkaapppp. Juga hotel2 kecil, penginapan, restoran, dans sejenisnya. Papan nama sepanjang jalan ini, bau bule semua. Bahasa Inggris. Hanya satu dua dalam bahasa Indonesia. jangan harap dalam bahasa Manggarai. Bule-bule berkeliaran keluar masuk. Berseliweran sepanjang jalan. Ada yang berpakaian jeans dan oblong, ada juga yang hanya mengenakan tank top dan kaos tanpa lengan.
Menyusuri sepanjang Jalan soekarno-Hatta di kota lama, serasa menonton gambar2 bergerak dalam film-film luar negeri.
bersambung................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H