Mohon tunggu...
Boe Berkelana
Boe Berkelana Mohon Tunggu... lainnya -

Pejalan. Menetap di Labuan Bajo-Flores, NTT

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ame Lalong (1) Labuan Bajo

9 Desember 2014   18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ojek..?"

Tak ada jawaban.

Di perempatan penurunan dari SMPN 1 Komodo, ia memilih jalan terus. Kini tujuannya jelas. Menuju TPI, dermaga Feri, dermaga Pelni, menyusuri jalanan kota lama yang banyak bule lalu terus ke Pantai Pede.

"Jika sepanjang perjalananan tak ada juga penumpang, ia akan mutar lagi. Siapatau ada, dan langsung carter ke Ruteng", begitu hatinya bergumam.

Kini ia melewati pertigaan kantor TNK, belok kanan, melewati sekolah Mts dan Aliyah Negeri yang kini sudah memiliki gedung sendiri. Beberapa tahun lalu, Aliyah Labuan Bajo masih menggunakan gedung MTs. Kini sudah memiliki gedung sendiri dan sudah menjadi Alyah Negeri.

Di tikungan, tepat di kaki puncak Waringin, ia berhenti sejenak. Ini tempat spesial. dari sini kota lama labuan bajo dan dermaga/pelabuhan terlihat cantik jauh dibawah sana. Juga beberapa kapal berlayar. Kapal-kapal diving para turis juga terlihat parkir jumawa. Fery yang baru tiba dari Bima-Sumbawa baru hendak merapat ke Dermaga.

"Labuan Bajo, kini banyak berubah. Semakin maju. Sudah ada pelabuhan Pelni. Dulu sewaktu merantau ke Ujung pandang, Kapal Tilong Kabila hanya sampai ditengah, lewat sedikit Pulau Monyet. Semua penumpang harus menggunakan perahu motor untuk bisa ke kapal. Mulut perahu motor bercium dengan tanggal kapal. Penumpang berebutan naik. Riuh dan sesak. Tak jarang tas dan beras karungan jatuh ke laut tanpa bisa ditolong", Ame Lalong mengenang masa awal perantauannya.

Ame Lalong menoleh ke kiri. Tepat sebelum tikungan. Sebuah hotel kecil. Dengan papan nama Bahasa Inggris lengkap dengan gambar Komodo.

"Dulu, tempat ini juga masih hutan. Kini ada hotel. Ah, Labuan bajo kini sudah banyak hotel. Puluhan. Dan tiap hari penghuninya bule-bule semua"

Lalu Ame Lalong mendongak ke atas. Lereng Puncak waringin. Sudah berdiri vila-vila disana. Menatap dermaga dari sana tentu sangat indah.

Ame Lalong kembali menatap dermaga dibawah sana. Jauh ia menatap. Pulau-pulau kecil jauh disana. Ia pernah dengar, beberapa pulau kecil itu sudah dibeli bule. Ada juga dikontrak selama sekian puluh tahun. Lalu bulenya memasang bendera negaranya di tengah pulau itu dan melarang nelayan Labuan bajo menangkap ikan disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun