Mohon tunggu...
Budi Setiawan
Budi Setiawan Mohon Tunggu... -

Hanya seorang pria sederhana yang selalu berupaya keras membahagiakan keluarganya tercinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Simulasi Mengukur Keakuratan Hasil Hitung Cepat

10 Juli 2014   16:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam...

Pada kesempatan ini saya ingin menulis secara SEDERHANA, bagaimana mengukur keakuratan hasil hitung cepat dari lembaga survey yang saat ini sedang "Hot" diperbincangkan. Maklumlah, saat ini berbagai lembaga survey merilis hasil yang berbeda-beda terkait Pilpres 2014, bahkan tergantung pada media mana hasil hitung cepat tersebut dipublikasikan. Bahasa yang digunakan pada tulisan ini, saya usahakan se-SEDERHANA mungkin. Oleh karena itu, mohon dimaklum pada para master Statistik atau master survey, kalau sistematika tulisan saya ini agak "nyeleneh" .. maklumin deh anak marketing ngomong statistik nih Hehehehhe...

OK... kita mulai yaaa...

PENDAHULUAN

Survey dilakukan dengan berbagai alasan, di antaranya adalah karena ukuran Populasi yang besar sedangkan dana, waktu, maupun tenaga terbatas. Misalnya nih, PT. XYZ memiliki 100 orang pegawai (Populasi), kemudian kita ingin mengukur kepuasan bekerja mereka. Setelah dihitung, biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian adalah Rp.1 juta per responden. Dengan demikian total biaya penelitian yang dibutuhkan adalah 100 orang X Rp.1 juta = Rp.100 juta. Lah kalau misalnya peneliti cuma punya Rp.30 juta, berarti kan tidak mencukupi untuk meneliti seluruh pegawai (Sensus), sehingga dengan demikian peneliti perlu menetapkan sampel yakni perwakilan pegawai yang representatif. Misalkan saja dipilih 30 orang pegawai, maka ke-30 orang pegawai tersebut harus dapat digeneralisir atau mencerminkan dari 100 orang pegawai....  Sampai di sini, semoga sudah bisa dipahami ya, beberapa istilah: Populasi, Sampel, Sensus, dan Survey.... Untuk definisi ilmiahnya, silahkan baca buku atau browsing ya... :-)

PEMBAHASAN

Misalkan di sebuah wilayah lagi ada pemilihan Kepala Desa dan Wakil Kepala Desa. Kebetulan hanya ada 2 pasang kandidat yang bertarung, yakni pasangan nomor urut 1 dan nomor urut 2. Populasi warga yang memiliki hak suara ada 100 orang, dan semuanya diasumsikan memberikan suara secara sah.

Anggap saja hasil hitung sebenarnya (Real Count) adalah sebagaimana saya tampilkan pada Gambar 1 dan 2 di bawah ini (sebagian gambar di-crop)

[caption id="attachment_347086" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1 Hasil Real Count"][/caption]

[caption id="attachment_347087" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2. Grafik Real Count"]

1404953862499811915
1404953862499811915
[/caption]

Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa dari 100 orang warga yang memiliki hak suara dan memberikan suaranya secara sah pada pilkades ini, sebanyak 52% memilih pasangan nomor urut 2 dan sisanya yakni 48% memilih pasangan nomor urut 1. Hanya terdapat selisih yang kecil, yakni sebesar 4%. Ini adalah kondisi hasil hitung sebenarnya (Real Count) dari POPULASI.

SEBELUMNYA... Sebuah lembaga survey A, melakukan survey dengan menarik sampel berukuran 80 orang responden. Ukuran sampel ini ditetapkan setelah menetapkan error (kesalahan) yang bisa ditoleransi dalam penetapan sampel sebesar 5%. Lembaga survey A menetapkan sampel-nya dengan menggunakan sistematic random sampling, waduh istilah apaan tuh? Heheheh...

Sebelumnya.. lembaga survey A telah memiliki list Populasi warga (100 warga), lalu disusun sesuai alphabet dari A - Z (Anda bayangkan saja Daftar Hadir Mahasiswa/Siswa di kelas). Lalu lembaga survey A memilih 1 angka secara acak, misalkan terpilih angka 68. Jarak antar responden  ditetapkan sebesar 2 (100/80 = 1,25 dibulatkan ke atas/round up menjadi 2). Responden yang terpilih kemudian ditanya telah memilih pasangan nomor urut berapa, hasilnya adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 3 (Asumsi: seluruh responden memberi jawaban dengan JUJUR).

[caption id="attachment_347156" align="aligncenter" width="651" caption="Gambar 3"]

14049979391716252696
14049979391716252696
[/caption]

[caption id="attachment_347096" align="aligncenter" width="464" caption="Gambar 4. Grafik Total Hasil Survey Lembaga A"]

1404956311499516327
1404956311499516327
[/caption]

Lembaga survey A mempublikasikan hasil Quick Count-nya yakni:


  • Pasangan nomor urut 1 memeroleh suara: 45%
  • Pasangan nomor urut 2 memeroleh suara: 55%


SEBELUMNYA JUGA... Sebuah lembaga survey B, melakukan survey dengan menarik sampel berukuran 50 orang responden. Ukuran sampel ini ditetapkan setelah menetapkan error (kesalahan) yang bisa ditoleransi dalam penetapan sampel sebesar 10%. Lembaga survey B menetapkan sampel-nya dengan menggunakan Simple random sampling, waduh istilah apaan tuh? Sederhananya sih Anda bayangkan saja ketika bermain arisan... yaaa diacak secara sederhana saja..  Heheheh...

Responden yang terpilih kemudian ditanya telah memilih pasangan nomor urut berapa, hasilnya adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 5 (Asumsi: seluruh responden memberi jawaban dengan JUJUR).

[caption id="attachment_347099" align="aligncenter" width="645" caption="Gambar 5. Hasil Survey Lembaga B"]

1404956851992006107
1404956851992006107
[/caption]

[caption id="attachment_347100" align="aligncenter" width="507" caption="Gambar 6. Grafik Total Hasil Survey Lembaga B"]

1404957028879483638
1404957028879483638
[/caption]

Lembaga survey B mempublikasikan hasil Quick Count-nya yakni:


  • Pasangan nomor urut 1 memeroleh suara: 42%
  • Pasangan nomor urut 2 memeroleh suara: 58%


Kedua lembaga survey ini mempublikasikan hasil yang berbeda yakni:

Pasangan                        Lembaga A                         Lembaga B

1                                                 45%                                        42%

2                                                  55%                                       58%

Keduanya sama-sama menginformasikan bahwa Calon Kades dari pasangan nomor urut 2 yang akan keluar sebagai pemenang dari Pilkades kali ini. Pertanyaannya adalah, lembaga survey mana yang PALING AKURAT?

Saya membandingkannya dengan menggunakan metode MAPE (Mean Absolute Percentage Error), waduh istilah apaan lagi itu? Hehehehehe.... Sederhananya adalah saya akan mencari lembaga survey mana yang memiliki nilai Error (kesalahan taksiran) dengan persentase absolut yang paling kecil. Hasilnya adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 7.

[caption id="attachment_347101" align="aligncenter" width="1049" caption="Gambar 7. Analisis MAPE"]

14049575651940990202
14049575651940990202
[/caption]

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa Lembaga Survey A yang paling kredibel, paling handal, paling akurat dalam menduga parameter (ukuran sebenarnya) di Populasi. Sederhananya... hasil Quick Count lembaga Survey A lebih akurat dibanding lembaga survey B, dalam menduga hasil hitung sebenarnya di populasi (Real Count).

KESIMPULAN

Supaya asyiikk... coba anda beri kesimpulan sendiri yaaa.... mengapa kedua lembaga survey tersebut bisa mempublikasikan hasil yang berbeda... Hehehehe

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Ukuran sampel, error yang ditoleransi

2. Metode penarikan sampel

3. Pelaksanaan di lapangan

4. Human error

5. Sistem error

6. Error ceplok hehehehhe

Demikian kiranya sedikit tulisan saya tentang simulasi mengukur keakuratan hasil survey. Semoga bisa mengantarkan Anda semua untuk bisa memahami atau setidaknya memberikan gambaran tentang publikasi hasil Quick Count yang saat ini berbeda-beda. Jika dalam tulisan ini, sampel terpilih adalah orang/individu, maka pada quick count Pileg, Pilpres, Pilkada, sampel terpilihnya adalah TPS.... Silahkan Anda cari dan gali informasi lebih lanjut teknisnya.

Oya, hasil pasangan kandidat calon Kades nomor urut 2 yang menang pada tulisan ini... Murni FIKTIF belaka dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan hasil Quick Count Pilpres 2014 ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi ladang amal soleh bagi saya pribadi di bulan Ramadhan yang mulia ini, umumnya bagi kita semua. Aammiin Yaa Robbal Alamiin... Don't forget to pray for Gaza

Salam

Budi Setiawan

===

Note: Bagi anda yang NonMuslim, jika berkenan untuk mengikuti Survey saya tentang "Persepsi NonMuslim Terhadap Perbankan Syariah di Indonesia", silahkan isi form kuesioner online, klik di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun