Mohon tunggu...
Jaka Fitra
Jaka Fitra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen POliteknik Negeri Lampung

Seorang Dosen, yang mencoba konsisten menggapai impiannya menjadi seorang yang mampu berdiri tegak mempertahankan mimpi untuk membagikan ilmu yang bermanfaat kepada semua...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persepsi Mahasiswa Mengenai Model Pembelajaran Hybrid dan Konvensional

12 September 2022   20:12 Diperbarui: 12 September 2022   20:16 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Persepsi mahasiswa mengenai model pembelajaran hybrid dan konvensional. 

Model pembelajaran hybrid adalah  menggabungkan beberapa pendekatan pembelajaran, seperti tatap muka, belajar berbasis komputer, dan model pembelajaran berbasis online (internet dan pembelajaran mobile) (Fijani, E., Barzegar, R., Deo, R., Tziritis, E. and Konstantinos, S., 2019). Sebaliknya, model pembelajaran konvensional terbatas pada tatap muka atau di dalam kelas (Yen, S.C., Lo, Y., Lee, A. and Enriquez, J., 2018)( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013).

Teknologi seperti komputer, telepon pintar, televisi, konferensi video, suara, gambar, presentasi multimedia, weblog, dan wiki banyak digunakan dalam model pembelajaran hybrid. Kelemahan utama dari model pembelajaran hybrid, itu sangat bergantung pada telekomunikasi dan jaringan internet (Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013). Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang tatap muka atau di dalam kelas (Yen, S.C., Lo, Y., Lee, A. and Enriquez, J., 2018). Kekurangan model pembelajaran konvensional, dosen lebih banyak menekankan pada penjelasan materi, tidak banyak waktu untuk komunikasi dua arah untuk memahami materi yang diberikan( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013).

Model Pembelajaran Hybrid Learning atau juga dikenal dengan Blended Learning mulai berkembang sekitar tahun 2000 dan banyak telah mengunakannya diantaranya beberapa negara seperti : Amerika Utara, Inggris, Australia, dan Perguruan tinggi serta instansi pelatihan( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013)( Arpaci, I., 2019).

Blended learning tidak hanya model pembelajara yang  mengkombinasikan pengajaran tatap muka dan online, tetapi lebih dari itu yaitu sebagai elemen interaksi sosial( Hasmunarti, H., Bahri, A. and Idris, I.S., 2019).

Elemen interaksi sosial :

a. Adanya interaksi antara pengajar dan mahasiswa

b. Pengajaran dapat bertatap muka secara online maupun tatap muka langsung

Model Pembelajaran konvensional learning merupakan model pembelajaran yang face to face atau tatap muka [Zhou L, Chen L, Fan Q, Ji Y. 2019]  Model pembelajar ini melakukan pembelajaran di kelas bertemu langsung dengan pengajar.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian wawancara menggunakan teknik sampling Proportionate Stratified Random Sampling. Data wawancara kemudian dianalisis menggunakan network sosial analyzer (NSA), untuk menganalisis hasil,

 

Hasil Analisa Wawancara Menggunakan Network Sosial Analyzer

  1. Hybrid Learning

Gambar NSA hasil wawancara penggunaan model belajar hybrid learning,

Gambar NSA hasil wawancara penggunaan model belajar hybrid learning  pada kata “belajar”.

Dari kata “belajar” terhubung dengan kata “ujian”, “kendala”, “membantu” dan sebagainya.

  • Konvensional Learning

Gambar NSA hasil wawancara penggunaan model belajar konvensional learning

Gambar NSA hasil wawancara penggunaan model belajar konvensional learning, pada kata “ujian”.

Pada gambar NSA menggunakan kata “ujian”, terhubung dengan kata “belajar”, ”bekerja”, “terhambat”, ”nilai” dan sebagainya.

Gambar NSA hasil wawancara penggunaan model belajar konvensional learning, pada kata “belajar”

Pada gambar NSA menggunakan voice record kata “belajar”, terhubung dengan kata “temanteman”, ”waktu”, “kesulitan”, ”tertinggal” dan sebagainya.

Ditemukan bahwa dalam pembelajaran hybrid, sebagian besar pekerja siswa merasa dibantu dalam mempelajari dan melaksanakan ujian. Beberapa responden khawatir tentang gangguan jaringan internet dalam menggunakan pembelajaran hybrid.

Dalam pembelajaran konvensional, beberapa responden merasa bersemangat karena dapat bertemu dengan dosen dan teman. Namun, beberapa siswa yang bekerja sampingan merasa lelah, mengantuk, dan bosan; ini dapat dilihat dari gambar NSA dari kata "ujian" dan "belajar" menggunakan pembelajaran

Sebagia seorang Dosen ASN untuk menjadi Smart ASN dalam penerapan dan memanfaatkan blended lerning, perlu memanfaatkan media pembelajaran berbasis KOMPUTER, terutama menyangkut efektifitas dan efisiensi penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis KOMPUTER tidak lepas dari berbagai faktor pendorong dan penghambat, seperti biaya dan SDM pengajar. Memanfaatkan KOMPUTER sebagai sarana media pembelajaran memang mempunyai keuntungan massive (besar), namun perlu diperhatikan juga, bahwa pemanfaatan media pembelajaran berbasis KOMPUTER juga dapat menyebabkan ketergantungan pada media pemebelajaran yang berbau KOMPUTER. Sehingga bisa saja ketika media berbasis KOMPUTER tidak dapat dipergunakan oleh mahasiswa dan dosen, pembelajaran akan menjadi stagnan atau bahkan tidak dapat berlangsung. Perkembangan teknologi yang sangat cepat sering menyebabkan suatu piranti KOMPUTER cepat mengalami ketinggalan zaman. Sehingga diperlukan biaya yang besar untuk dapat terus memanfaatkan media berbasis KOMPUTER yang terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun