Dan sebelum jam 11 malam kami sudah mencapai puncak dekat bukit cemara. Tenda-tenda sudah rame terpasang dengan penghuni masing-masing yang lagi bercengkrama tertawa sambil minum teh/kopi anget, ada yang bermain gitar dan bernyanyi bahkan ada juga yang sibuk berfoto dengan pemandangan langit malam. Cahaya bulan separuh dan kerlip bintang-bintang membuat bukit Pergasingan terasa semakin indah. Suara letusan kembang api masih terdengar dan jelas terlihat di bawah sana. Yang aneh adalah saya menemukan beberapa kotoran sapi bahkan hingga ke puncak bukit. Apalagi pas pagi hari banyak sekali kotoran sapi yang masih 'anget'. Karena masih penasaran, sepanjang perjalanan turun saya masih mencari-cari penampakan si sapi, namun tetap nihil, tak seekorpun saya temukan di bukit itu. Hemm... apa mereka memang tak terlihat secara kasat mata yah? Mungkin yang buang pup di atas bukit itu makhluk sapi astral? Hyiiii...hihi.
Sejenak kami bingung mau pasang tenda dimana. Akhirnya saya memutuskan untuk terus naik lagi. Beberapa menit melewati kegelapan dengan pohon-pohon yang mulai meninggi dan tidak menemukan tanda-tanda lahan kosong, temen saya meminta kembali ke tempat tadi, sepertinya dia mulai keder. Saya bilang aja bahwa diatas sana ada spot lebih bagus untuk melihat sunrise esok hari (info ini dikasih tau anak Mataram yang tadi saya temui). Dan tak lama akhirnya kami menemukan 3 tenda. Melihat kami datang si penghuni tenda yang lagi duduk-duduk santai dekat api unggun langsung menawarkan kami ngecamp berdampingan di dekat situ. Kami langsung setuju dan berkenalan. Mereka semua baik hati bahkan ikut membantu kami mendirikan tenda. Gak sampe 15 menit tenda kecil kami sudah ready. Ahh senangnya di alam bebas semua bersaudara walaupun baru ketemu. Saya langsung membayangkan besok pagi mereka pasti akan menawarkan saya secangkir kopi panas. Eeittss... gak perlu nunggu sampai besok pagi, saat itu juga salah satu dari mereka sudah menyodorkan kopi dalam gelas plastik ke hadapan saya. Ahhh kata mama gak baik nolak rejeki! Yang saya tolak cuma rokoknya, karena saya sudah STOP merokok.Â
Tepat jam 00:00 kami pun bersorak, SELAMAT TAHUN BARUUUUUU.....
Hati senang dan lega, gak sia-sia datang jauh dari seberang. Kami saling mengucapkan selamat tahun baru. Tak lama rasa letih dan mata mengantuk tidak dapat ditahan lagi. Saya langsung masuk ke tenda. Sementara anak-anak di tenda sebelah masih sibuk ngobrol, mereka memutarkan lagu-lagu dari handphone melalui loudspeaker portable, lagunya macam-macam, ada pop Indonesia melow, barat, dangdut koplo bahkan lagu daerah Lombok hehe...
Rasanya saya belum lama tertidur ketika anak-anak berteriak dari luar membangunkan kami. "Mas bangun...mau sunrise sebentar lagi". Belum puas tidur rasanya, tapi hasrat ingin menyaksikan sunrise pertama di tahun 2016 mengalahkan rasa kantuk yang mendera. Begitu menyibakkan pintu tenda saya langsung terpana melihat lukisan alam yang begitu memukau. Langit yang bersih, embun pagi, siluet perbukitan yang berlapis-lapis dan sinar temaram sebelum matahari muncul membuat pemandangan alam seperti lukisan. Saya keluar tenda dan berdiri di pinggir bukit bersiap-siap menunggu matahari muncul. Subhanallah... indah sekali pemandagan alam dari tempat saya berdiri, saya tidak bisa melukiskan dengan kata-kata (cek foto-foto nya aja).
[caption caption="Duduk di api unggun bersama teman-teman lokal Lombok"]
[caption caption="Sunrise 1 januari 2016"]
[caption caption="Pemandangan pagi yang indah di Pergasingan"]
[caption caption="Pemandangan dari atas sini serasa di New Zealand hehe"]
[caption caption="Gunung Rinjani terlihat jelas dari atas bukit Pergasingan"]
[caption caption="Petak-petak sawah dan kebun desa Sembalun terlihat dari atas bukit"]