Mohon tunggu...
Boby Sampe
Boby Sampe Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

TETAPLAH MENULIS MESKIPUN BUKAN RUTINITAS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Media Sosial sebagai Mediator Pencegahan Konflik di Laut China Selatan

20 April 2024   23:15 Diperbarui: 20 April 2024   23:18 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masyarakat umumnya mempunyai kecendrungan untuk berinteraksi serta mengikuti perkembangan sebuah informasi maupun isu melalui berbagai platform media sosial yang tersedia seperti Instagram, Facebook, Twitter (X), dan jejaring sosial lainnya. Masyarakat sebagai sebuah entitas dari semua kalangan bisa bertukar pemikiran, menyampaikan gagasan dan mendiskusikan sebuah informasi atau isu yang sedang trending topik atau yang berhubungan dengan politik maupun kehidupan bermasyarakat, termasuk isu Laut China Selatan.

Situasi dan dinamika geopolitik pada kawasan Laut China Selatan tentu saja akan menyita perhatian dengan munculnya berbagai pendapat dan komentar secara personal di media sosial bagi tokoh-tokoh publik baik di dalam negeri maupun luar negeri atau negara-negara di kawasan tersebut. Hal ini mampu menciptakan ruang publik yang menarik bagi masyarakat umum dalam berdiskusi dan ikut terlibat memberikan komentar melalui media sosial masing-masing mengenai situasi yang sedang berlangsung.

Kekuatan Media Sosial Dalam Mengarahkan Opini Mengenai Konflik

Jejaring media sosial sudah dijadikan sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat umum dan telah dimanfaatkan oleh banyak organisasi maupun pemerintahan dalam berbagai tujuan komunikasi. Media sosial mampu untuk memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menyampaikan berbagai informasi dengan lebih cepat, mudah dan efektif. Disadari atau tidak, media sosial mampu berperan dalam membangun opini publik pada masyarakat termasuk isu yang bersifat negatif, sebab media sosial juga dapat menjadi wadah atau media penyebaran isu yang sangat rawan penyalahgunaanya. Banyak personal menggunakan media sosial dengan kurang bijak dan tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman personal tersebut terhadap isu yang didapatkanya melaui media sosial. Pengelolaan opini publik yang baik, memiliki peran untuk memperoleh pengaruh di kalangan masyarakat.

Situasi dan kondisi yang terjadi di kawasan Laut China Selatan tidak luput dari pengamatan dan perhatian dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Eskalasi konflik geopolitik yang terjadi diantara negara yang berkepentingan tersebut mampu menarik perhatian semua orang untuk memberikan pernyataan melalui akun personal di platform media sosial baik yang bersifat positif maupun negatif. Peristiwa apa saja yang terjadi di kawasan tersebut akan menjadi sebuah topik yang hangat dan menarik untuk dibicarakan oleh semua orang seperti adanya gelaran latihan militer maupun adanya manuver kapal perang atau upaya konfrontasi dari salah satu negara yang berkonflik.

Aksi-aksi konfrontasi yang dilakukan pada kawasan Laut China Selatan pada akhirnya hanya akan berimplikasi kepada semua pihak yang ikut terlibat konflik maupun yang tidak terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung seperti berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian negara dimana dapat terjadi perlambatan pertumbuhan secara regional bahkan global, inflasi atau ketidakstabilan mata uang, terganggunya perdagangan dan investasi serta dampak lainnya yang bersifat lebih luas terhadap sosial kemasyarakatan di sekitar kawasan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik adalah pendekatan perundingan secara damai baik oleh dua negara yang berselisih atau bilateral maupun perundingan beberapa negara atau multilateral, termasuk melakukan kerjasama regional dan internasional.

Masyarakat Indonesia dapat mengambil bagian untuk ikut aktif menghentikan semua bentuk perselisihan atas adanya klaim wilayah di kawasan tersebut. Bentuk sumbangan pemikiran ataupun gagasan dapat dilakukan dengan memberikan ide atau gagasan yang positif melalui akun platform media sosial secara personal dengan harapan menjadi trending topik, sehingga akan mendapatkan respon oleh pihak-pihak yang berupaya untuk mencegah terjadinya eskalasi konflik yang lebih besar antara negara-negara yang berselisih. Contoh ide atau gagasan tersebut bisa dalam bentuk komentar yang positif, hashtag atau tagar misalnya: #stoppertikaianLCS, #damaiLCS dan lain sebagainya. Tentunya sebagai masyarakat Indonesia hanya bisa berharap agar konflik yang terjadi dapat segera teratasi dengan jalur damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun