11. Banyaknya penggunaan diksi yang tidak tepat dalam slogan yang sudah seperti doktrin dan memiliki potensi stigma
12. Tingginya indeks stigma terhadap ODHIV (Orang Dengan HIV) terlepas banyakny kampanye dan edukasi serta pelatihan yang dilakukan
14. Keengganan merubah slogan atau materi yang sudah tidak update dan memiliki potensi stigma
15. Masih adanya anggapan/stigma bahwa HIV identik dengan komunitas tertentu yang dianggap sebagai populasi kunci, sehingga yang berada diluar populasi kunci enggan melakukan vct sebagai upaya penapisan kondisi kesehatan seksual
16. Materi pelatihan dan edukasi yang tidak berubah sejak beberapa dekade termasuk adanya informasi di sosial media yang "dibiarkan" sehingga anggapan salah tetap berlanjut
17. Masih banyaknya diksi salah yang dipergunakan, entah karena ketidak update-an informasi......karena keengganan merubah materi dengan mencari referensi yang lebih baru.....
18. Masih banyaknya anggapan bahwa HIV sama dengan AIDS sekalipun mereka akan berkeras bahwa itu adalah dua hal yang berbeda. Penyebutan yang selalu dilekatkan bersaman tanpa memperhatikan konteks kalimat justru akan meneruskan anggapan bahwa HIV=AIDS
19. Sekalipun ada slogan yang mengatakan "jangan jauhi pengidapnya" bagaimana dengan orang yang kondisi fisiknya seperti pengidap AIDS, apakah jg akan dirangkul? Apakah akan langsung muncul asumsi bahwa kondisi tsb krn AIDS?
Orang Dengan HIV yang kondisi sehat memang sulit dibedakan sehingga slogan "jangan jauhi...." diatas masih relevan
Mungkin bisa dipikirkan kembali apakah capaian viral load tersupresi dan lfu bisa dianggap sebagai indikasi keberhasilan program edukasi dan pencegahan yang selam ini dilakukan ataukah justru merupakan indikasi kegagalan sehingga memang harus ada kemauan untuk melakukan perubahan dan pendekatan program.
Memang tidak salah kalau kemudian ada yang berkomentar "meneruskan sesuatu yg jelas gagal adalah suatu kebodohan", "Stigma dipelihara demi kelangsungan program"....
Semakin banyaknya komentar kritis seperti ini seharusnya membuat para aktifis dan pembuat kebijakan untuk segera bangun, membenahi materi edukasi dengan mencari referensi yang lebih baru dari sumber yang juga lebih luas sehingga tidak terkesan copy paste, padahal yang dicopy paste juga banyak kekurangannya...