Menarik rasanya mengulas pernyataan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Marzuki Alie soal kecintaan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yg juga merangkap sebagai Ketua Umum dan jabatan bergengsinya Presiden RI kepada Anas Urbaningrum yang kini tubuhnya terpenjarakan.
Pernyataan Marzuki Alie soal Anas telah membuka sedikit tabir teka-teki opini yang beredar ke publik, yang menyebut Anas sebagai pengangguran. Benarkah Anas pengangguran pasca mundur sebagai komisioner KPU? Yuk, simak dulu pernyataan Marzuki Alie!
Dari Gedung Parlemen, Marzuki mengisahkan, saat Anas menyelesaikan tugasnya di KPU, dia tidak mempunyai pekerjaan. Akhirnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat saat itu, Hadi Utomo, meminta Anas diberikan kendaraan pribadi dan uang bulanan. Karena punya kompetensi dalam soal politik maka Partai Demokrat selalu memberikan kesempatan Anas Urbaningrum untuk tampil ke ruang publik.
Menurut Marzuki, SBY juga sudah menyiapkan masa depan dan posisi bagi Anas. Misalnya, karena lebih muda dibandingkan dengan Andi Malarangeng, Anas diproyeksikan duduk di posisi tertentu.
Pernyataan Marzuki Alie tersebut ramai diberitakan berbagai media, Senin, 13 Januari 2014, Sore, dengan berbagai macam judul. Gak tahu apa maksud Marzuki Alie mengeluarkan pernyataan seperti itu, tapi ada baiknya buat saya yang selalu bertanya-tanya, "benarkah Anas itu pengangguran?".
Ulasan pertama soal pernyataan Marzuki yang mengatakan, "Saat Anas menyelesaikan tugasnya di KPU, dia tidak mempunyai pekerjaan".
Dari bincang bebas sambil minum kopi dengan sahabat-sahabat politisi muda dari lintas parpol, terungkap bahwa setidaknya ada 2 parpol selain Partai Demokrat yang saat itu meminta Anas bergabung, PBB dan Golkar.
Bila tak salah dengar, Priyo Budi Santoso (Golkar) dan M.S. Kaban (PBB) sempat mengajak Anas bergabung ke partai mereka. Dan bila tak salah dengar juga, disebutkan Sudi Silalahi diutus Ani Yudhoyono ke rumah Anas untuk mengajaknya bergabung ke Partai Demokrat.
Dari ulasan diatas, memang benar Anas saat itu pengangguran. Sebab, pasca berhenti dari KPU, Anaa tak bekerja dimana-mana. Tapi, Partai Demokrat belum bisa dikatakan penyelamat Anas. Ada 2 partai lain yang juga meminta Anas.
Lalu mengapa Anas memilih Partai Demokrat? Saya yakin ada deal-deal dari tiap partai yang mengajak Anas bergabung, baik itu materi maupun posisi.
Ulasan kedua, soal pernyataan Marzuki yang mengatakan, "Akhirnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat saat itu, Hadi Utomo, meminta Anas diberikan kendaraan pribadi dan uang bulanan".