Lihatlah langit polusi Jakarta. Kita tak lagi bisa menemukan pemandangan langit biru. Pemandangan gedung pencakar langit diselimuti kabut, mirip kabut yang turun di kawasan puncak, Cisarua Bogor, namun kabut di Jakarta lain. Kabut ini semacam bukti nyata bahwa polusi udara di Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor, Cibinong, Depok, Tangerang, Bekasi, sudah pada level parah. Mengancam ribuan nyawa yang terpaksa menghirupnya. Menghidup udara kotor dapat merusak paru-paru, minimal jika terhirup kita mudah terkena batuk, dan lama sekali sembuhnya, apalagi jika Anda berumah atau berkantor di Jakarta. Mungkin saja udara nanti bisa menjadi barang ekonomis yang dibandrol dengan label harga di mini market, namun saya berharap hal tersebut tidak pernah terjadi. Â
Startegi kecil yang ampuh dalam mengurangi polusi udara dan menciptakan udara bersih di di sekitar kita adalah sebagai berikut.
1. Berjalan kaki, atau bersepeda untuk menempuh jarak terdekat yang bisa kita tempuh
Jalan kaki, atau bersepeda adalah cara sederhana daam menyayangi diri sendiri. Sebab kebiasaan baik dengan rutin berjalan kaki, atau bersepeda bisa menghindari kita dari penyakit jantung, darah tinggi, menurunkan kolesterol, dan secara tak langsung mengurangi volume kendaran yang memproduksi asap yang menyebabkan polusi udara.
2. Gunakan angkutan umum seperti commuter line, bus way, atau trans jakarta
Angkutan umum seperti commuterline, bus way, atau trans Jakarta sekarang kualitasnya sudah baik dan nyaman bagi masyarakat. Alangkah baiknya jika bepergian kita selalu menggunakan angkutan umum.
 Langkah jangka panjang yang dapat dilakukan pemerintah adalah membatasi kepemilikan kendaraan (mobil/motor) pada setiap rumah, atau melarang kendaraan keluaran tahun lama (2019 ke bawah) agar tidak bersileran di jalan raya. Kadang di rumah orang kaya, jika anggota keluarganya 5 orang, mobilnya pun 5, kendaraan mereka ini yang berkontribusi dalam menambah polusi udara.
3. Lakukan perawatan rutin kendaraan agar asapnya tidak membuat perih orang yang berada di belakang kendaraan tersebut, dan lakukan kontrol emisi kendaraan secara rutin. Seringkali kemalasan mereka merawat kendaraan membuat polusi udara semakin parah.
4. Gunakan kendaraan listrik, sebab kendaraan listrik ramah lingkungan, ramah kantong, tidak perlu mengisi bensin, cukup dicharge sampai baterainya penuh.
5. Menanam pohon di pot atau halaman rumah sebagai bentuk sederhana dalam menyaring udara di sekitar rumah kita.
6. Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi dan membantu tubuh dalam membuang racun.
7. Gunakan masker jika beraktifitas di luar ruangan. Pada gerbong-gerbong commuterline, para penumpang masih patuh menggunakan masker, meskipun covid-19 bukan lagi ancaman, namun polusi udara lebih berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
8. Mengurangi aktifitas di luar ruangan, pada jam lalu lintas sibuk. Pemerintah pun menghimbau agar perusahaan-perusahaan menggunakan metode work from home kepada karyawan mereka, kecuali pada bidang yang tidak bisa dilakukan secara WFH.
9. Memilih tempat tinggal di daerah pingiran kota. Seperti Bogor, Parung, dan sekitarnya. Hal ini membuat ibukota tak sesak oleh penduduk. Untuk jangka panjangnya pemerintah harus melakukan pemerataan pembangunan agar orang tak berbondong-bondong berurbanisasi dari desa ke kota, pada seusai lebaran, dan mengalakkkan keluarga berencana, sehingga tidak terjadi bonus demografi.
10. Membeli produk daur ulang, seperti kertas daur ulang. Kertas, dan tisu  berasal dari pohon yang menjadi paru-paru kota, jika pohon hilang udara pun kotor tak tersaring. Anda juga bisa menggunakan tempat minum, daripada membeli air kemasan dalam plastik yang sampahnya baru hancur setelah dikubur selama 100 tahun.
Udara bersih adalah hak semua orang. Untuk itu kita harus bergotong royong dan bahu membahu mengupayakannya. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI