Tema Natal pun dapat kita rumuskan secara baru: “Kemuliaan Allah dinyatakan di tengah kaum tersisihkan. Damai sejahtera di bumi dirasakan di antara insan yang mengasihi kaum terlupakan.” Mari kita wujudkan!
Inspirasi berikutnya terkait dengan makna Natal yang membawa kedamaian. "Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lukas 2:14).
Yesus yang hadir ke dunia adalah Raja Damai. Semasa hidup-Nya, Yesus membawa kedamaian pada mereka yang berselisih karena perbedaan suku dan agama. Yesus yang adalah orang Yahudi memuji kualitas orang-orang bukan Yahudi. Bagi Yesus, orang Samaira yang notabene adalah musuh bangsa Yahudi saat itu justru dijadikan contoh kebaikan hati.
Hal ini tampak dalam Kisah Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-36). Bagi Yesus, yang menjadi sesama manusia adalah orang yang menunjukkan belas kasihan pada mereka yang menderita. Sesama manusia bukan lagi sesama satu suku atau agama!
Yesus mengajarkan perintah kasih kepada Allah dan sesama manusia. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:37-39).
Perintah Kasih inilah yang telah mengubah wajah dunia sejak kelahiran-Nya hingga detik ini. Tak terbilang sudah berapa juta orang mengalami kasih Allah berkat ajaran kasih yang universal ini.
Semoga kedamaian dan kesejahteraan ini juga bisa kita ciptakan dalam hari-hari menjelang Pemilu 2024. Kita mengharapkan agar pesta demokrasi di Hari Kasih Sayang (14 Februari) 2024 nanti sungguh mendatangkan kesejahteraan lahir dan batin bagi Indonesia, tanah tumpah darah kita.
Salam persaudaraan dan selamat mempersiapkan dan ikut menikmati sukacita Natal 2023 bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H