Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Di Balik Gadis Kretek: Sejarah dan Peran Sigaret Kretek Tangan (SKT) bagi Indonesia

3 Desember 2023   21:55 Diperbarui: 5 Desember 2023   22:04 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pabrik legendaris Tarumartani Yogya - tangkapan layar dokpri YT Tarumartani
Pabrik legendaris Tarumartani Yogya - tangkapan layar dokpri YT Tarumartani

Fenomena menarik tersaji dalam peran SKT bagi kesejahteraan pekerja pabrik SKT, antara lain di DI Yogyakarta. Di DIY terdapat tujuh pabrik SKT yang mempekerjakan 5.200 orang. 

Terbaru, sebuah produsen rokok ternama membuka pabrik SKT di Blitar yang akan menyerap 3.000 tenaga kerja lokal. Pabrik SKT tidak menuntut keterampilan tinggi sehingga masyarakat luas dapat dengan cukup mudah bekerja di sektor SKT ini. Industri SKT mampu menggaji pekerja dengan gaji sesuai Upah Minimum Regional. Hal ini belum tentu dapat dilakukan sektor industri lainnya di tengah kendala pertumbuhan ekonomi saat ini.

Jumlah pekerja yang terlibat dalam industri tembakau dibagi menjadi kategori petani dan pekerja di industri pengolahan. Jumlah petani komoditas tembakau sebanyak 485 ribu orang orang atau 1,2% dari total angkatan kerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan (Nasim & Gunawijaya 2021). 

Selain itu, industri SKT juga mempekerjakan saudara-saudari disabilitas yang seringkali sulit mendapatkan akses pekerjaan yang layak. Kita tidak bisa menutup mata akan peran positif SKT dalam hal peningkatan kesejahteraan kaum disabilitas di Indonesia.

Ibu Hartini, Potret Pekerja Sektor Tembakau

Ibu Hartini, warga Kota Yogyakarta, telah lebih dari tiga puluh tahun tahun bekerja di industri tembakau yang ikut menghidupi keluarganya. Ibu dari seorang putera ini mengaku, penghasilan dari pekerjaannya selama ini dapat menopang perekonomian keluarga. 

"Syukurlah, penghasilan yang saya terima sesuai UMR. Ini menambah kesejahteraan dalam kehidupan keluarga kami," ungkapnya dalam wawancara dengan penulis. 

Menariknya, dalam perjalanan kariernya Ibu Hartini mengalami kenaikan jabatan dan kini bekerja sebagai kepala unit. Ini menjadi bukti bahwa pekerjaan di sektor tembakau juga mengakomodasi peluang peningkatan karier bagi yang memiliki kompetensi yang sesuai. 

Wasana kata, secara jujur kita menyadari bahwa industri tembakau bak buah simalakama. Gagasan untuk mengatur dampak kesehatan produk tembakau perlu diimbangi dengan gagasan mengatur industri tembakau, termasuk SKT. 

Kita tak bisa mengabaikan nasib dan kesejahteraan para (wanita) pelinting SKT yang berada di balik viralnya serial "Gadis Kretek". Solusi harus berkeadilan bagi kesehatan maupun perekonomian. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun