Setiap hari kita menggunakan sabun. Kita mungkin juga gemar menonton opera sabun dalam rupa sinetron dan serial drama. Tahukah Anda, dari bahasa mana bahasa Indonesia menyerap kata (opera) sabun yang membuat orang tertegun?
Menilik sejarah Nusantara, sangat mungkin leluhur kita menyerap kata Portugis sabão untuk menyebut bahan pembersih berbuih yang kita sebut sabun itu. Setelah Portugis menguasai pelabuhan perdagangan Malaka pada tahun 1511, banyak kata Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu.
Bahasa Portugis mengambil inspirasi dari kata Latin sapo. Dari kata sapo inilah muncul sapone (Italia), savon (Prancis), dan jabón (Spanyol). Jabón berasal dari bentuk akusatif sapo, yakni saponem dalam bahasa Latin.
Menariknya, sapo bukanlah kata asli bahasa Latin. Bahasa Latin meminjam kata Proto-Jerman saipon yang bermakna "zat yang menetes” atau “resin". Kata saipon ini mirip dengan kata sepe (Jerman Barat), sjippe (Frisian Barat), zeep (Belanda), soap (Inggris), dan Seife (Jerman).
Uniknya, menurut laman etymonline, kata saipon awalnya merujuk pada pewarna rambut merah yang digunakan para tentara Jerman untuk tampil seram di hadapan para musuh. Makna kata Latin sapo adalah campuran lemak dan abu untuk mewarnai rambut menjadi merah.
Kata sapo pertama kali muncul dalam karya Gaius Plinius Secundus (23-79 M). Menurut Plinius, sebenarnya sabun itu bukan penemuan orang Jerman, melainkan orang Galia. Galia saat ini meliputi, antara lain, Prancis, Italia, Belanda, dan Jerman.
Plinius menulis, sabun lebih banyak digunakan para pria ketimbang kaum hawa Jerman (Naturalis Historia 28.51). Sepertinya kaum adam Jerman memang sudah sangat peduli penampilan sejak zaman baheula.
Sangat menarik bahwa sabun ditemukan orang Galia, namun diberi nama populer sapo oleh orang Romawi berbahasa Latin dengan meminjam saipon dari Proto-Jerman.
Lantas, dari mana muncul "opera sabun"? Bahasa Indonesia menerjemahkan istilah Inggris soap opera menjadi opera sabun. Menurut laman wordhistories, kata soap opera merujuk pada serial drama televisi atau radio yang disponsori oleh perusahaan sabun Amerika Serikat.
Kata soap opera muncul pertama kali dalam The Pittsburgh Press 6 Maret 1938.
Majalah Life 27 April 1942 menulis, “Opera sabun disebut demikian karena disponsori perusahaan sabun. Serial siang hari ini berdurasi 15 menit. Ditujukan untuk ibu rumah tangga. Opera sabun berlinang air mata dan sarat kesalahpahaman nan rumit.”
Sejak 1944, opera sabun digunakan secara kiasan untuk menunjukkan cerita yang berbelit-belit. Penggunaan paling awal kiasan ini tersua dalam novel Raymond Chandler (1888-1959) The Lady in the Lake.
Opera sabun EastEnders pada Hari Natal 1986 ditonton oleh 30,15 juta penonton. Inilah opera sabun dengan peringkat (rating) tertinggi dalam sejarah Inggris selama tahun 1980-an. Hanya Final Piala Dunia 1966 dan pemakaman Putri Diana yang mendapat peringkat lebih tinggi dalam peringkat sepanjang masa tayangan di Inggris pada masa itu.
Pantas saja, Kamus Besar Bahasa Indonesia V menakrifkan opera sabun sebagai serial drama radio atau televisi yang alurnya berbelit-belit dan sarat dengan lakon mengharukan. Ya, opera sabun memang berbuih-buih. Salciba: salam cinta bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H