Tragedi Kanjuruhan seolah tidak berarti apa-apa bagi PSSI untuk memperbaiki kinerjanya. Justru setelah Kanjuruhan, tragedi sepak bola terjadi lagi dalam blunder PSSI menghentikan Liga 2 dan Liga 3 serta peniadaan degradasi dan promosi Liga 1 Indonesia.
Aneh sekali, Liga 1 akan tetap dilanjutkan, meski tanpa ada degradasi dan promosi sehingga rawan terjadinya rekayasa karena toh hasil pertandingan tidak akan membuat klub-klub terdegradasi ke Liga 2.Â
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi memaparkan, keputusan dihentikannya Liga 2 diambil berdasarkan tiga alasan.Â
Pertama, sebagian besar klub Liga 2 meminta agar Liga 2 tidak dilanjutkan. Alasan utamanya, tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator sehingga Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 yang dimulai pada 20 Mei 2023.
Kedua, seturut rekomendasi tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.
Ketiga, Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.
Kebohongan PSSI terbongkar
Akun instagram @mafiabolaid dan @lambeturah_bola membongkar kebohongan PSSI terkait daftar 20 klub yang menginginkan penghentian Liga 2.Â
Dalam unggahan surat tersebut 20 klub seolah memberikan tandatangan. Adapun nama-nama 20 klub yang menyetujui penghentian Liga 2 adalah Deltras, Gresik United, Kalteng Putra, Karo United, Persekat Tegal, Persela, Perserang, Persikab, Persipa Pati, PSDS Deli Serdang, PSKC Cimahi, Putra Delta Sidoarjo, Sriwijaya FC, PSPS Riau, PSBS Biak, Persipal, PSCS, dan Persiba.
PSMS Medan dan Persela Lamongan ada dalam daftar namun tak membubuhkan tandatangan.Â