Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana dan Seni Memikat Penulis Muda

15 Juni 2022   13:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   13:00 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana dan seni memikat penulis muda - Photo by Daniel Thomas on Unsplash 

Soal nama besar, Kompasiana unggul dibandingkan blog warga lainnya. Juga soal jumlah pengunjung. Setidaknya setakat ini. 

Soal seni memikat penulis muda untuk rajin menulis dan bersilaturahmi, Kompasiana sedang berusaha. Setidaknya ini yang saya amati. 

Meskipun saya tidak layak lagi disebut penulis muda, toh jiwa muda saya memanggil untuk sekadar berbagi kesan dan usulan. 

Kontras antara mayoritas penulis sesekali dan penulis setia

Sejak lama, Kompasiana umumnya disokong penulis setia yang tidak muda lagi. Katakanlah di atas usia 25 tahun. 

Coba saya tanya pada Anda yang setiap hari membaca Kompasiana, siapa dan berapa nama-nama penulis Kompasiana yang Anda hafal, entah karena setia menulis atau karena mutu karyanya? 

Saya sendiri mendapati, lebih banyak nama yang saya ingat spontan adalah mereka yang berusia lebih dari 25 tahun.  Sedikit (sekali) pelajar dan mahasiswa yang akhirnya setia menjadi penulis rutin di Kompasiana. 

Mayoritas penulis di Kompasiana adalah penulis muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang menggunggah tugas sekolah dan kampus. Demikian pula pembaca. 

Para penulis setia yang minimal menulis  5 artikel dalam sebulan kiranya rata-rata kaum profesional dan kaum pensiunan yang memiliki renjana untuk meluangkan waktu demi literasi. 

Usaha Kompasiana

Kompasiana telah berusaha keras memikat penulis muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sempat ada pemberian sertifikat dan hadiah sederhana bagi penulis muda yang kontennya bagus. 

Disediakan rubrik Ruang Kelas. Saat ini ada Klasmiting. Ada lomba blog khusus kaum muda. Juga akan ada upaya memperkenalkan komunitas -komunitas di Kompasiana pada pembaca. 

Akan tetapi, sepertinya masih ada sejumlah hal yang bisa Kompasiana lakukan untuk mendapatkan perhatian penulis muda:

1. Sistem mentor KBA

KBA adalah Kakak Bimbing Adik. Kompasianer "senior" bisa dimintai kesediaan sebagai mentor, tentu dengan balas jasa yang layak. 

Saya yakin, banyak kompasianer senior siap membantu penulis muda dalam meningkatkan mutu karya mereka, sesuai bidangnya. 

Saat ini ada banyak tawaran mentor kepenulisan di luar sana. Bahkan Kompas cetak pun menawarkan dengan tarif yang lumayan besar, sekitar Rp. 500.000,-. 

Nah, tentu ongkos mentoring tidak perlu setinggi itu. Misalnya, satu mentor menerima maksimal 10 adik literasi dalam sebulan, yang membayar Rp.10.000,- untuk sekali konsultasi draf atau evaluasi tulisan yang akan/telah ditayangkan di Kompasiana.

Jika penulis muda kesulitan membayar, ya Kompasiana bisa memfasilitasi. Misalnya, penulis muda yang meraih 25 artikel pilihan dan atau minimal jumlah views tertentu diberi tiket gratis untuk satu sesi konsultasi dengan mentor pilihan mereka. Lalu, Kompasiana memberi tambahan K Rewards bagi para mentor ini. 

Mentor pun bisa "diganti" sebulan sekali agar adil. Semua senang, kan?  Tinggal dibuat sistem poin atau bonus bagi penulis. 

Mentor dapat tambahan uang, penulis muda dapat ilmu dan dukungan moral. Kita tahu, yang membuat betah adalah silaturahmi, bukan hanya soal uang. 

Mentor personal semacam ini akan membuat iklim positif dalam perkembangan penulis muda. Mentor juga akan dapat pengikut baru. Alternatif lain, meminta bantuan komunitas untuk menjadi mentor untuk sekian penulis muda yang berminat. Komunitas dapat K-Rewards atau imbalan yang pantas dari "anak didik". 

2. Bahasa dan topik anak muda perlu diakomodasi

Saya mengamati, Artikel Utama Kompasiana standarnya "terlalu" tinggi untuk anak muda yang bahasanya cair dan hobi topik kekinian yang tampak remeh, tetapi penting bagi mereka. 

Sebuah blog UGC (user generated content) lain dengan cermat memosisikan diri sebagai wadah penulis muda, dengan ide-ide yang di luar kotak. 

Kompasiana juga bisa melakukan hal serupa dengan ruang lebih untuk tulisan kaum muda yang memang kadang terkesan ganjil bagi "kaum tua". 

Judul-judul kekinian dan menggelitik semacam "5 Cara agar Pesan WA Ga Di-read Doang" atau "Fans MU dan Arsenal itu Jodoh Idaman" sebenarnya bisa masuk Artikel Utama atau Artikel Terpopuler atau Tren Pekan Ini.

Tulisan-tulisan hiburan, satir, dan humor dari dan untuk anak muda bisa jadi sorotan Redaksi Kompasiana. 

Sekadar pendapat pribadi, saat ini Artikel Utama yang muncul bertema (terlalu) serius, formal, dan kadang sifatnya menggurui. Padahal kita ingin hiburan dan tulisan yang unik, termasuk dari penulis muda yang ingin leluasa mengekspresikan diri lewat tulisan.

Salam literasi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun