Mentor personal semacam ini akan membuat iklim positif dalam perkembangan penulis muda. Mentor juga akan dapat pengikut baru. Alternatif lain, meminta bantuan komunitas untuk menjadi mentor untuk sekian penulis muda yang berminat. Komunitas dapat K-Rewards atau imbalan yang pantas dari "anak didik".Â
2. Bahasa dan topik anak muda perlu diakomodasi
Saya mengamati, Artikel Utama Kompasiana standarnya "terlalu" tinggi untuk anak muda yang bahasanya cair dan hobi topik kekinian yang tampak remeh, tetapi penting bagi mereka.Â
Sebuah blog UGC (user generated content) lain dengan cermat memosisikan diri sebagai wadah penulis muda, dengan ide-ide yang di luar kotak.Â
Kompasiana juga bisa melakukan hal serupa dengan ruang lebih untuk tulisan kaum muda yang memang kadang terkesan ganjil bagi "kaum tua".Â
Judul-judul kekinian dan menggelitik semacam "5 Cara agar Pesan WA Ga Di-read Doang" atau "Fans MU dan Arsenal itu Jodoh Idaman" sebenarnya bisa masuk Artikel Utama atau Artikel Terpopuler atau Tren Pekan Ini.
Tulisan-tulisan hiburan, satir, dan humor dari dan untuk anak muda bisa jadi sorotan Redaksi Kompasiana.Â
Sekadar pendapat pribadi, saat ini Artikel Utama yang muncul bertema (terlalu) serius, formal, dan kadang sifatnya menggurui. Padahal kita ingin hiburan dan tulisan yang unik, termasuk dari penulis muda yang ingin leluasa mengekspresikan diri lewat tulisan.
Salam literasi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H