Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Buah Taktik STY: Menang vs Kuwait, Indonesia Ulang Sejarah 42 Tahun Lalu!

9 Juni 2022   02:10 Diperbarui: 9 Juni 2022   09:36 3064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia menang 2-1 atas tuan rumah Kuwait pada pertandingan kualifikasi Piala Asia 2023. Pada pertandingan pertama Indonesia di grup A itu, Indonesia tampil percaya diri meski berstatus sebagai tim tamu.

Pada babak pertama, Indonesia harus terlebih dahulu menahan gempuran para pemain Kuwait, terutama pada 15 menit pertama. Tercatat ada dua peluang manis yang gagal dimanfaatkan tim tuan rumah untuk mencetak gol.

Indonesia bukannya tanpa peluang pada babak pertama ini. Upaya Marc Klok memanfaatkan kerja sama satu-dua dengan Pratama Arhan melebar di sisi kanan penjaga gawang Kuwait.

Sayangnya, Indonesia harus kebobolan dulu pada menit ke-40. Umpan silang gagal diantisipasi barisan pertahanan Garuda. Bola disundul dengan bebas oleh Yousef Al Sulaiman ke gawang Nadeo.

Gol itu tidak meruntuhkan semangat para penggawa Garuda yang ditangani pelatih kelas dunia asal Korea Selatan, Shin Tae yong.

Sebuah umpan panjang disambut Rachmat Irianto yang merangsek ke dalam kotak penalti Kuwait. Kiper Kuwait, Hussein Kankone melaju untuk menghalangi pergerakan Irianto, namun upayanya justru membuahkan penalti untuk Indonesia.

Kankone si kiper Kuwait berusaha melakukan perang psikologis terhadap Marc Klok yang akan mengambil tendangan penalti. Kankone mendorong bola yang sudah diletakkan Klok di titik 12 pas.

Akan tetapi, Klok tidak terpengaruh dengan provokasi itu. Dengan tenang ia mengeksekusi penalti ke arah kanan, sementara Kankone justru salah menebak ke arah kiri. Skor menjadi 1-1 pada akhir babak pertama. 

Kebangkitan Indonesia

Pada babak kedua, Indonesia tampil trengginas. Pergerakan Witan Sulaiman yang baru masuk pada awal babak kedua, menggantikan Irfan Jaya menciptakan kemelut di depan gawang Kuwait.

Bola pantulan tendangan Witan Sulaiman itu diarahkan dengan akurat oleh Rachmat Irianto ke kanan gawang Kuwait. Skor berbalik 1-2 untuk keunggulan Garuda pada menit ke-46.

Bisa disimpulkan, gol ini adalah juga buah kejeniusan taktik pelatih Indonesia, Shin Tae yong. STY memasukkan dua pemain bertipe menyerang pada awal babak kedua. Witan masuk menggantikan Irfan Jaya dan M. Rafli menggantikan Lilipaly.

Jika kita cermati, STY mengetahui betul bahwa dari rerata umur pemain, timnas Indonesia jauh lebih muda. 

Dilansir situs Sofascore, rata-rata usia pemain Kuwait yang bertanding dalam laga itu adalah 31,1 tahun. Sementara itu, rata-rata usia pemain Indonesia yang diturunkan STY adalah 25,4 tahun! 

Sejak awal STY menerapkan formasi 3-4-3 yang agresif untuk meladeni formasi 4-4-2 Kuwait. Formasi tiga bek ini membuat Indonesia punya satu ekstra pemain di depan. Indonesia mengancam terutama lewat kecepatan Pratama Arhan di sayap kiri. 

STY kiranya sudah memperhitungkan bahwa stamina pemain Kuwait akan menurun pada babak kedua. Kuwait menjadi lebih rentan diserang dengan kecepatan yang dimiliki pemain Indonesia. Hal ini sungguh terbukti.

Kuwait terus berupaya mencecar pertahanan Indonesia dengan aneka upaya, namun gagal menembus kokohnya pertahanan Indonesia. Para pemain Kuwait tampak kelelahan di penghujung babak kedua.

Indonesia bahkan berpeluang menambah gol seandainya para pemain Garuda lebih tenang mengeksekusi peluang demi peluang di depan gawang lawan.

Tendangan Witan dan upaya Kambuaya pada akhir pertandingan gagal berbuah gol. Hal ini perlu dibenahi karena untuk menjadi juara grup atau peringkat kedua terbaik, diperlukan penyelesaian akhir yang tajam. 

Mengulang sejarah manis 42 tahun lalu

Kemenangan atas Kuwait ini membuat Indonesia mengulang sejarah manis 42 tahun lalu kala bersua Kuwait. Indonesia pernah mengalahkan Kuwait juga dengan skor 2-1 pada 19 Oktober 1980 dalam ajang Merdeka Tournament di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pada laga itu, dua gol Indonesia dicetak Zulham Effendi pada menit ke-40 dan Hadi Ismanto pada menit ke-58. Kuwait hanya mampu membalas lewat gol Tareq pada menit ke-78.

Kemenangan itu adalah satu-satunya kemenangan timnas Indonesia melawan Kuwait dalam enam kali pertemuan kedua timnas sebelum laga penyisihan Piala Asia 2022 ini.

Dengan kemenangan ini, rekor pertemuan Indonesia vs Kuwait menjadi 2 kali menang-3 kali imbang-2 kali kalah. 

Peluang Indonesia di penyisihan Piala Asia 2023

Pemimpin grup pada babak kualifikasi ini berhak otomatis lolos ke babak utama Piala Asia 2023. Selain itu, 5 runner up terbaik dari 6 grup juga berkesempatan lolos. 

Indonesia terakhir tampil di Piala Asia 2007 silam. Saat itu, Indonesia otomatis lolos ke babak penyisihan karena dipercaya sebagai co-host bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Pada 2011 dan 2015 Indonesia tak mampu menembus babak penyisihan tanpa memetik satu kemenangan pun di babak kualifikasi.

Dengan raihan 3 angka, Indonesia berada di atas angin di grup A yang dihuni Jordania, Kuwait, dan Nepal. 

Indonesia akan menghadapi Jordania pada Minggu, 11 Juni nanti. 

Mari kita dukung Timnas Garuda yang berjuang dengan sepenuh hati untuk meraih prestasi. Salam cinta Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun