Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menyibak 3 Misteri dan 3 Solusi Penampilan Buruk Timnas Indonesia vs Vietnam

6 Mei 2022   21:30 Diperbarui: 8 Mei 2022   00:35 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggemar sepak bola Indonesia tentu sangat kecewa atas penampilan buruk timnas Indonesia saat melawan tuan rumah Vietnam. Timnas menyerah 3-0 dalam laga perdana grup di Sea Games.

Di babak pertama, timnas masih mampu mengimbangi penampilan tuan rumah Vietnam. Kedua tim bermain hati-hati sambil masih meraba kekuatan tim lawan.

Ada tiga misteri penampilan buruk timnas Indonesia:

1. Formasi awal yang jauh dari harapan

Pelatih Shin Tae Yong menurunkan sejumlah debutan. Ilham Rio Fahmi tampil untuk pertama kalinya. Demikian pula kiper Muhammad Adi Satryo. Nama terakhir tampil baik meski kebobolan tiga gol.

Rio Fahmi tampak sangat kerepotan menghadapi para pemain Vietnam yang sarat pengalaman dan kokoh secara fisik. Di lini depan, debutan Irfan Jauhari gagal menyajikan penampilan yang layak dikenang. 

Sebenarnya Shin Tae yong bisa saja sejak awal menurunkan Marselino, Ronaldo Kwateh, dan Witan Sulaiman yang sedang dalam puncak permainannya. 

2. Macetnya para pemain tengah

Di lapangan tengah, Marc Klok, Ricky Kambuaya serta Egy Maulana gagal menyajikan penampilan terbaik. Ricky Kambuaya, terutama, tampak jauh sekali dari standarnya sebagai gelandang agresif yang tajam.

Vietnam yang rapat bertahan dan rapi dalam transisi permainan membuat para pemain Indonesia seperti kehilangan akal. Aliran umpan satu-dua hanya tampak pada akhir babak kedua saja. 

Di babak pertama, praktis serangan Indonesia tanpa pola dan tanpa target man yang jelas. 

3. Pergantian pemain yang keliru

Yang menjadi sorotan adalah penampilan buruk Indonesia sepanjang laga, terutama pada babak kedua. Satu dua pergantian pemain yang dilakukan Shin Tae Yong justru semakin memperburuk keadaan.

Masuknya Ronaldo Kwateh terbukti tidak efektif. Ia bahkan digantikan Marselino Ferdinan setelah sempat bermain beberapa menit saja. 

Irianto yang tampil solid justru digantikan Syahrial Abimanyu yang tampil semenjana. Umpan Abimanyu tanggung, jauh dari standarnya sebagai mantan pemain JDT Malaysia. 

Kekalahan Indonesia atas Vietnam ini memang pahit. Akan tetapi, ada banyak pelajaran yang bisa diambil STY dan para pemain timnas Garuda.

Ada 3 solusi untuk perbaikan penampilan timnas kita:

1. Pemilihan formasi dengan menimbang performa terkini alih-alih menyimpan tenaga

Menghadapi tim kuat seperti Vietnam, justru terkesan timnas Indonesia menyimpan tenaga. Pada laga-laga berikutnya, hal ini tidak boleh terjadi.

Sejak awal formasi harus dipilih dengan pertimbangan performa terkini alih-alih menyimpan tenaga. Para pemain kreatif seperti Ronaldo dan Marselino harus diberi lebih banyak waktu bermain.

2. Mengganti pemain bukan berdasarkan nama besar

Yang mengherankan, Ricky Kambuaya tidak diganti meskipun penampilannya semenjana. Pelatih yang jeli akan berani mengganti pemain bukan berdasarkan nama besar, tapi penampilan aktual di lapangan.

Sebenarnya Ricky Kambuaya bisa saja diganti sejak awal babak kedua dengan pemain-pemain muda yang lebih enerjik dan haus lagi. 

Dengan segala hormat, Ricky Kambuaya pada pertandingan lawan Vietnam tampak gagal fokus dan gagal menjadi dirinya sendiri.

3. Kesabaran untuk mendapatkan hasil yang realistis

Jujur saja, Vietnam berada jauh di atas Indonesia. Postur tubuh dan kualitas teknik para pemain Vietnam di atas rerata pemain Indonesia.

Hasil imbang atau kalah tipis adalah hasil realistis yang sebenarnya perlu diraih timnas Indonesia pada laga perdana. Pada babak pertama, imbang sudah sangat baik dan timnas kita berhasil.

Pada babak kedua, tinggal meneruskan saja performa ini. Tidak usah terburu-buru mengumpan. Vietnam mengajari kita untuk bersabar. 

Buah kesabaran Vietnam adalah tiga gol yang tercipta pada babak kedua. Sementara timnas kita kini harus mengejar pula gol-gol untuk "menambal" defisit tiga gol ini dalam laga-laga grup berikutnya. 

Apalagi, Filipina menang 4-0 melawan Timor Leste sehingga kini Filipina memimpin grup dengan selisih gol memasukkan-kemasukan plus 4, diikuti Vietnam dengan selisih plus 3. 

Seandainya timnas kalah 1-0 saja lawan Vietnam, beban Indonesia tidak akan seberat sekarang. Tetapi, nasi sudah jadi bubur. Ayo bangkit Indonesia. Buktikan Garuda pantang menyerah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun