Kedua, status hanyalah semu
Ketika pemain diperbincangkan sebelum pertandingan, ada pemain unggulan dan bukan unggulan. Bahkan antara sesama pemain berperingkat atas, ada status sebagai pemain yang lebih dijagokan untuk juara dan tidak.
Ketika pemain sudah menginjak lapangan pertandingan, bagi Bagas/Fikri dan Ahsan/Hendra status hanyalah semu. Siapa saja lawan di hadapan bisa dikalahkan dengan usaha dan doa.
Bagas/Fikri bahkan sama sekali tidak diunggulkan sejak awal turnamen. Sementara Ahsan/Hendra kerap dipandang sebelah mata karena status mereka sebagai pasangan gaek.Â
Nyatanya, status hanyalah semu. Kerja keras dan kerja cerdas menjadi pembeda, bukan status.Â
Ketiga, persaingan menajamkan kualitas
Pengamat dan penggemar bulu tangkis Malaysia sempat berkomentar bahwa Indonesia beruntung memiliki banyak pemain ganda putra yang bagus dan saling bersaing keras.
Ahsan/Hendra juga tetap berlatih bersama para pemain pelatnas meski secara resmi mereka bukan lagi pemain pelatnas Cipayung sejak akhir 2018. Ya, Ahsan/Hendra saat ini adalah atlet independen profesional, tak lagi mewakili pelatnas Indonesia.Â
Di pelatnas Cipayung, para pemain ganda putra Indonesia saling bersaing dalam latihan sehari-hari. Persaingan para pemain yang berlatih di Cipayung menajamkan kualitas.