Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Menggagas Kabin Sopir ala Eropa, Pencegah Kecelakaan Maut Terulang di Indonesia

7 Maret 2022   06:35 Diperbarui: 7 Maret 2022   09:27 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatian masyarakat tertuju pada kecelakaan maut nan tragis di Jawa Timur. Diduga depresi, seorang penumpang mencoba merebut kemudi sopir bus saat sedang melaju di Tol Surabaya Gempol, Sabtu (5/3/2022).

Akibatnya, bus oleng dan menabrak sebuah kendaraan dan akhirnya terbalik usai menghantam pembatas tol. Tiga orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan tersebut, termasuk penumpang yang hendak merebut kemudi. Demikian laporan kompas.com.

Sopir sebagai pekerja yang patut dilindungi secara optimal

Di negara-negara maju, sopir adalah pekerja sektor layanan publik yang dilindungi secara optimal oleh pemerintah dan pihak swasta. Menjadi sopir adalah pekerjaan profesional yang sangat diperhatikan karena menyangkut keselamatan publik.

Sopir-sopir kendaraan umum di Eropa, misalnya. Mereka harus lolos tes ketat. Kursus untuk menjadi sopir bus umum pun terbilang sulit dan mahal. 

Beberapa waktu lalu seorang sopir bus wisata di sebuah negara Eropa mengatakan pada saya, ia harus mengeluarkan uang sekitar 2.500 euro untuk mendapatkan SIM bus umum. Jika dirupiahkan, sekitar 40 juta rupiah untuk memperoleh sebuah SIM bus umum. Itu belum termasuk lain-lain, misalnya tes kesehatan dan biaya transportasi ketika mengurus. 

"Menjadi sopir profesional di Eropa itu perlu modal banyak dan pengorbanan diri," kata si sopir budiman. 

Seorang sopir profesional di negara maju harus rela mengatur pola makan dan minum. Juga harus disiplin beristirahat dan bekerja. Sebuah kelalaian akan membawa kecelakaan. 

Karena itulah, sopir begitu dilindungi di Eropa. Bukan hanya soal jaminan kesejahteraan, namun juga keamanan selama bekerja. 

Kabin sopir untuk proteksi dari potensi ancaman selama perjalanan

Kabin proteksi sopir bus umum - marcopolo via urban-transport-magazine.com
Kabin proteksi sopir bus umum - marcopolo via urban-transport-magazine.com

Di sejumlah negara Eropa, bus kota dilengkapi dengan kabin sopir untuk proteksi dari potensi ancaman selama perjalanan. Hal ini didasari pengalaman, ada saja penumpang kurang ajar yang mengganggu pekerjaan sopir. 

Biasanya penumpang itu mabuk, pecandu narkoba, atau orang sakit jiwa. Juga ada yang inginnya bus gratis dan menolak membayar tiket. 

Kabin sopir itu terbuat dari kaca "antipecah" yang lumayan tebal dan pintu berkunci sehingga sopir lebih terlindungi dari gangguan penumpang usil atau jahat. Rata-rata bus umum Eropa dilengkapi kamera pengawas (CCTV) dan Global Positioning System (GPS). 

Ada tiga fungsi kabin sopir menurut pengamatan saya: 

1. Melindungi panel instrumen kendali bus dari penumpang yang berniat jahat atau anak-anak yang usil.

2. Melindungi sopir dari penumpang yang jahat dan teroris. 

3. Melindungi sopir dari bahaya terpapar penyakit, termasuk Covid-19. 

Menggagas kabin sopir di Indonesia

Pengamatan menunjukkan, kabin sopir bus umum belum jamak ditemukan di Indonesia. Kabin proteksi sopir sudah mulai banyak ditemukan pada taksi dan layanan sewa mobil privat.

Tragedi maut "sabotase" oleh penumpang di Jawa Timur itu kiranya tidak harus terjadi seandainya bus dilengkapi kabin proteksi sopir. 

Semoga tulisan sederhana ini sampai kepada pihak kementerian dan para pemangku kepentingan transportasi umum di Indonesia. 

Kepada para sopir budiman, semoga kesejahteraan dan keamanan Anda semakin terjamin. Saya dan para pengguna transportasi umum berterima kasih atas pengabdian Anda sekalian.  

Salam bus mania!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun