Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Asal Kata Paus dan "Tante Senewen"

18 Februari 2022   06:23 Diperbarui: 18 Februari 2022   06:27 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asal kata paus dan "Tante Senewen"-Todd Cravens/Unsplash

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V, kata paus adalah sebuah homonim. Homonim merupakan kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan.

Paus bermakna lebih dari satu. Paus dapat berarti 1) mamalia laut besar, bernafas dengan paru-paru, berekor datar, siripnya berada di punggung, lubang hidungnya ada di atas kepala, makanannya plankton, dan hidup di laut dingin (Balaenoptera) dan 2) pemimpin tertinggi agama Katolik (berkedudukan di Vatikan).

Dari bahasa mana kata paus diserap oleh bahasa Indonesia? Kiranya ada dua sumber berlainan untuk homonim paus dalam bahasa Indonesia.

Mari kita ulik arti pertama kata paus. Tesaurus Bahasa Indonesia anggitan Kemdikbud mencatat, mamalia laut besar ini disebut juga ikan gajah mina dan ikan lodan.

Gajah mina arti harfiahnya gajah ikan. Kemungkinan istilah ini digunakan penutur yang pernah melihat gajah di Indonesia Barat untuk melukiskan ikan sebesar gajah.

Sementara itu, Wikipedia Indonesia mendefinisikan paus atau lodan (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) sebagai kelompok mamalia yang hidup di lautan. Sebutan paus diberikan pada anggota ordo Cetacea yang berukuran besar.

Para ahli menduga, paus dulunya adalah mamalia darat Pakicetus. Hewan mirip serigala ini hidup di tepian sungai di Pakistan dan India. Makanannya ikan laut. Pakicetus mampu mendengar di bawah air. Sekitar 50 juta tahun lalu, kerabat Pakicetus mulai berevolusi menjadi mamalia laut. 

KBBI V versi daring dengan cermat menandaskan bahwa ikan paus adalah bentuk tidak baku. Pasalnya, paus adalah mamalia laut, bukan ikan. Hewan ini bernafas menggunakan paru-paru. 

Mengikuti logika KBBI, penyebutan paus dalam Tesaurus sebagai ikan gajah mina dan ikan lodan adalah salah kaprah. Sebut saja gajah mina dan lodan.

Lodan adalah kata yang diserap dari bahasa Jawa. Akan tetapi, kata lodan ini kalah pamor dengan kata paus. Pertanyaannya, dari mana bahasa Indonesia menyerap kata paus?

Dalam Kamus Dewan yang digunakan di Malaysia, paus adalah juga homonim yang serupa dengan paus pada bahasa Indonesia. Kiranya kata Melayu paus inilah yang menjadi sumber kata paus bahasa Indonesia

Sementara arti kedua paus adalah pemimpin tertinggi agama Katolik. Demikian definisi yang tersua dalam KBBI V. Definisi ini perlu diperbaiki karena paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik Romawi saja. Sementara itu, Gereja Katolik Ortodoks dipimpin oleh Patriark atau Batrik.

Kata paus tidak diserap langsung dari kata bahasa Latin, papa. Kata papa ini berasal dari kata bahasa Yunani pappas (bapak).

Dari kata Latin papa, muncul kata papa dalam rumpun bahasa Roman (Spanyol, Italia, Portugis); pape (Prancis), pope (Inggris), papst (Jerman).

Dalam bahasa Belanda, pimpinan tertinggi Gereja Katolik Romawi disebut Paus. Nah, dari bahasa Belanda ini lah, bahasa Indonesia menyerap kata Paus. Ini terkait erat dengan dominasi bahasa Belanda setelah kedatangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Sejatinya, kekatolikan pertama kali diwartakan orang Portugis pada abad ke-15 di Maluku. Kekatolikan lantas menyebar ke antero Indonesia (Timur). Selama VOC yang dipenggawai orang Belanda beragama Kristen Protestan berkuasa di Nusantara pada 1619-1799, Gereja Katolik mengalami persekusi. Gereja Katolik tetap hidup di sejumlah daerah yang tidak termasuk wilayah VOC, yaitu Flores dan Timor.

VOC mengusir imam-imam Katolik berkebangsaan Portugis. Organisasi dagang ini lantas mendatangkan para pendeta Kristen Protestan dari Negeri Kincir Angin.

Bahasa Portugis tak lagi mendominasi sebagai bahasa dagang, politik, dan agama. Ia digusur oleh Bahasa Belanda yang berjaya hingga abad ke-19 di Nusantara. Kiranya karena faktor ini, banyak kata-kata bahasa Belanda, termasuk paus, diserap bahasa Indonesia.

Beberapa contoh kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Belanda adalah hem (hemd), kalkun (kalkoen), kantor (kantoor), kerah (kraag)  maskapai (maatschappij), om (oom), prasmanan (Fransman), dan seterika (strijken).

Bukan hanya itu, bahasa Belanda juga menjadi sumber ungkapan sejumlah bahasa Indonesia. Umpama, hapal di luar kepala (uit het hoofd kennen), keras kepala (stijfkop), uang pas (pasgeld), dasi kupu-kupu (vlinderdas), busung lapar (hongeroedeem), dan rumah sakit (ziekenhuis).

Bahkan, dari kata-kata serapan bahasa Belanda, kita bisa membuat kalimat bahasa Indonesia. Umpama: "Tante senewen karena om intim dengan kolega kantor dinasnya."

Senewen berasal dari kata Belanda zenuwen yang berarti syaraf atau gugup. Dalam KBBI, senewen berarti 1) gugup; bingung; hilang akal; dan 2) agak gila. 

Ya, siapa tidak senewen saat pasangannya yang supel (soepel) intim (intiem) dengan kolega (collega) kantor (kantoor) dinas (dienst)? Om harus siap menerima setrap (straf) dan sekakmat (schaakmat) Tante. Duh, lain kali Om harus permisi (permissie). 

Salam cinta bahasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun