Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Perlu Belajar dari Dua Langkah Cerdik Malaysia Bina Pemain Muda

2 Februari 2022   03:49 Diperbarui: 2 Februari 2022   03:51 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia perlu belajar dari Malaysia dalam membina pemain muda - AFP/Roslan Rahman 

Kita bisa saja berbangga karena Timnas Indonesia mengukir prestasi yang lebih baik dari Timnas Malaysia dalam ajang Piala AFF 2020 di Singapura.

Timnas Garuda berhasil lolos ke final. Meski harus mengakui keunggulan Thailand dengan agregat 6-2, timnas Indonesia sudah mencapai prestasi gemilang. 

Sementara itu timnas Malaysia justru tersingkir di grup B yang dihuni Indonesia dan tim kuat lainnya, Vietnam. FAM atau federasi sepak bola Malaysia bahkan sampai mengadakan penyelidikan khusus untuk menemukan penyebab kegagalan Harimau Malaya.

Meskipun demikian, timnas Malaysia dari masa ke masa adalah tim yang kuat karena dihuni para pemain yang dibina dengan baik. Indonesia bahkan seharusnya belajar dari dua langkah cerdik Malaysia dalam membina pemain muda.

Ini dua langkah cerdik Malaysia membina para pemain muda sepak bola mereka:

Pertama, penyelenggaraan liga pemain muda

Dilansir laman resminya, Liga Suparimau adalah liga pemain muda Malaysia dari usia 6 hingga 16 tahun di seluruh Malaysia. Liga Suparimau yang dipersembahkan oleh Boost diselenggarakan bersama oleh FAM dan Maxim Events.

Diluncurkan di negara bagian Lembah Klang, Penang, Johor dan Negeri Sembilan pada Januari 2022, Liga Suparimau akan diperluas hingga mencakup 7 negara bagian pada akhir tahun 2022.

Liga Suparimau akan diperluas ke semua negara bagian pada tahun 2025. Kompetisi ini akan membuka jalan bagi semua pesepakbola muda di Malaysia untuk berkembang sesuai potensi terbaik mereka.

Kedua, pembentukan timnas muda yang berlaga di liga

Malaysia sempat membuat timnas muda yang berlaga di divisi ketiga liga Malaysia. Nama proyek timnas muda ala Malaysia ini adalah Harimau Muda.

Harimau Muda C dibentuk untuk membina pemain U-18 untuk lantas bermain di Harimau Muda B. Adapun Harimau Muda B menyediakan pemain masa depan untuk Harimau Muda A. 

Harimau Muda C memulai debutnya di Divisi 3 sepak bola Malaysia, Liga FAM. Harima Muda C menurunkan pemain berusia di bawah 18 tahun.

Tim ini bertujuan untuk mengembangkan pemain muda Malaysia karena Malaysia tidak akan merekrut warga negara asing dalam skuadnya. Dengan memasukkan Harimau Muda C di kompetisi domestik, FAM berharap bisa mengasah kemampuan pemain top Malaysia U-18 dalam pertandingan kompetitif.

Harimau Muda C bermain di Liga FAM Malaysia dari musim 2013 hingga 2015. Pada tahun 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Khairy Jamaluddin membubarkan sistem Harimau Muda yang dianggap "tidak relevan lagi" karena asosiasi sepak bola negara bagian harus bertanggung jawab untuk mendidik pemain potensial.

Semua pemain dari Harimau Muda A, Harimau Muda B dan Harimau Muda C dikembalikan ke tim negara bagian masing-masing.

Meski demikian, baru-baru ini Malaysia kembali mengumpulkan tim U-19 secara intensif. 

Wasana kata, Indonesia perlu belajar dari Malaysia yang melakukan dua langkah cerdik guna membina pemain muda. 

Saat ini praktis belum ada kompetisi liga usia muda yang terstruktur rapi di Indonesia. 

Justru pihak swasta, misalnya Kompas Gramedia yang giat menyelenggarakan Liga Kompas Gramedia U-14. 

Liga pelajar, liga santri, dan liga putri rutin terus menjadi wacana. Yuk, PSSI, kita belajar dari tetangga sebelah yang terus berbenah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun