Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kekalahan Telak 18 Gol Timnas Putri vs Australia: Bukan Salah Pemain, Semua Salah PSSI

21 Januari 2022   18:56 Diperbarui: 24 Januari 2022   04:31 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten timnas wanita Indonesia, Ade Mustikiana Oktafiani, beraksi pada laga pembuka Piala Asia Wanita 2022, Jumat (21/1/2022). Sumber: PSSI via Kompas.com

Timnas Putri Indonesia saat menang melawan Singapura pada 2021. Kekalahan timnas putri dari Australia adalah kesalahan PSSI, bukan pemain. Foto: Dok. PSSI
Timnas Putri Indonesia saat menang melawan Singapura pada 2021. Kekalahan timnas putri dari Australia adalah kesalahan PSSI, bukan pemain. Foto: Dok. PSSI

Ya, siapa tak merasa terhormat bisa bertanding melawan Australia yang merupakan tim kuat di dunia sepak bola putri? Ibaratnya, tim antah berantah di jagad sepak bola dunia bertanding melawan Inggris, Spanyol, atau Portugal.

Kritik tajam untuk PSSI

Sebenarnya yang harus merasa malu dan merasa bersalah bukan Timnas Putri, tetapi PSSI. Sejauh ini satu-satunya Liga Putri profesional yang diselenggarakan PSSI adalah Liga 1 Putri 2019 lalu. 

Sepak bola putri selama ini dipandang sebelah mata oleh PSSI, entah karena apa. Padahal justru sepak bola putri jika dikemas baik bisa mendatangkan penonton dan sponsor.

Tengok saja bagaimana bulu tangkis putri, bola voli putri, dan aneka cabang olahraga yang dimainkan atlet wanita juga bisa mendatangkan sponsor dan penonton.

Pada 2021 lalu, PSSI meniadakan Liga 1 Putri dengan alasan agar tidak membebani klub-klub peserta. Sebuah alasan yang sangat mudah dikatakan tanpa memikirkan bahwa justru hal ini menandakan, PSSI kurang membantu perkembangan tim-tim sepak bola putri. 

Apakah tidak bisa tetap diadakan dengan format mini dan dipersiapkan jauh-jauh hari agar mampu menarik sponsor dan penonton? Benarkah satu tahun sudah sibuk dengan agenda lain? 

Pilihan PSSI untuk merekrut pemain dari PON Papua lalu juga kiranya adalah solusi yang terlalu dangkal. Proses pembinaan perlu investasi dan kontinuitas, bukan mengandalkan even tertentu saja. 

Solusi untuk Timnas Putri

Sebenarnya jika PSSI memang tidak bisa menyelenggarakan liga profesional, bisa saja dibuat Timnas Putri Indonesia yang lantas berkumpul rutin untuk berlatih dan bertanding. Jangan cuma berlatih jelang akan pentas saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun