Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia ke Final AFF, Singapura Menang di Hati, Wasit Enaknya Diapain?

25 Desember 2021   23:17 Diperbarui: 26 Desember 2021   13:02 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia ke final setelah kalahkan Singapura yang menang di hati fans. Wasit AFF enaknya diapain? - Roslan Rahman/Kompas.com

Laga Timnas Indonesia vs Singapura dalam leg kedua semifinal AFF Cup 2020 bagaikan drama. Dalam pertandingan pertama, Indonesia ditahan imbang tuan rumah 1-1.

Shin Tae Yong (STY) pelatih Indonesia menyimpan sejumlah pemain kunci sebagai bagian dari strategi. Egy Maulana Vikri yang sebenarnya siap diturunkan ternyata tidak menjadi pemain mula (starter).

Seperti pada laga pertama, Indonesia mengambil kendali permainan pada babak pertama. Hasilnya adalah gol Ezra Walian pada menit ke-11 memanfaatkan umpan Witan yang cerdik memanfaatkan kesalahan pemain Singapura. 

Sejumlah keputusan wasit memang kontroversial. Yang pertama adalah dua kartu kuning untuk Safuwan Baddarudin sehingga pemain Singapura itu mendapat kartu merah. Haruskah wasit mencabut kartu demikian cepat di laga yang sebenarnya memang sangat adu fisik ini? 

Benar bahwa pelanggaran Safuwan adalah pelanggaran. Akan tetapi, demi menjaga pertandingan tetap kompetitif, dua kartu kuning di babak pertama mungkin terlalu tergesa dicabut sang pengadil. Cobalah lihat wasit-wasit Liga Inggris yang cenderung sabar alih-alih obral kartu.

Unggul satu gol dan satu pemain, Indonesia justru lengah. Dari sepak pojok, Singapura mengancam pertahanan Indonesia. Sapuan bola yang tak sempurna dimanfaatkan oleh pemain Singapura kelahiran Korea Selatan, Song Ui-young dengan golnya pada akhir babak pertama.

Indonesia kehilangan konsentrasi

Pelatih asal Jepang menurunkan trio pemain segar untuk Singapura pada menit ke-61. Faris Ramli menggantikan Hafiz Nor, Shawal Anuar menggantikan Hami Syahin dan Ikhsan Fandi menggantikan Amy Recha.

Pergantian taktikal ini berbuah baik untuk The Lions. Serangan balik mereka sangat tajam dan merepotkan pertahanan Indonesia. 

Menyadari hal ini, Shin Tae Yong sang pelatih Indonesia menurunkan trio pemain segar pada menit ke-66. Elkan Baggott menggantikan Rizky Ridho, Irfan Jaya untuk Ramai Rumakiek dan Egy Maulana gantikan Ricky Kambuaya.

Pergantian ini menunjukkan hasil dengan bertambahnya agresivitas Timnas Garuda. Pergerakan Irfan Jaya dihadang keras oleh Irfan Fandi sehingga wasit mengeluarkan kartu merah langsung. 

Bisa dipahami, Irfan Fandi terhitung sebagai pemain terakhir yang mencegah secara tidak sah pergerakan Irfan Jaya yang dalam posisi bisa mencetak gol. Kartu merah yang wajar.

Akan tetapi, yang terjadi adalah justru Indonesia kehilangan konsentrasi dan bentuk permainan meski unggul jumlah dua pemain dibanding Singapura. Salah umpan dan pelanggaran tidak perlu kembali dipertontonkan Indonesia.

Sebuah pelanggaran tidak perlu oleh Dewangga pada menit ke-73 berbuah tendangan bebas. Pemain Singapura Shahdan Sulaiman mencetak gol tendangan bebas cantik.

Saya melihat, ada kesalahan dalam susunan pagar betis Indonesia. Elkan Baggot justru di ujung kanan, bukan di ujung kiri. Padahal ujung kiri itulah ujung yang tidak dikawal kiper Nadeo. 

Pemain Indonesia kembali panik karena terpaksa mengejar gol penyeimbang. Untunglah, ada Pratama Arhan yang dengan tenang mengeksekusi bola pantul liar di pertahanan Singapura pada menit ke-87.

Kembali wasit membuat keputusan kontroversial. Pratama Arhan yang menyapu bola dengan baik justru dianggap melakukan pelanggaran di kotak penalit.

Syukurlah, Nadeo tampil tenang dengan menepis tendangan Faris Ramli pada menit ke-90. Skor 2-2 ini memaksa kedua tim masuk babak perpanjangan 2x15 menit.

Indonesia unggul cepat

Indonesia tampak mendapat suntikan ketenangan dan motivasi dari tim pelatih. Tampil lebih tenang, Indonesia berhasil unggul cepat pada awal babak tambahan waktu pertama.

Egy Maulana sang bintang FC Senica di Liga Slovakia menggocek bola sebelum mengirim bola umpan yang secara keliru diantisipasi bek Singapura Shawal Anuar. Sentuhan akhir Irfan Jaya bintang PSS Sleman membuat Garuda unggul 3-2. Setidaknya di siaran tv, gol itu diklaim sebagai milik Irfan.

Egy kembali menjadi kunci ketika golnya pada menit ke 105+2 memporakporandakan pertahanan Tembok Berlin Singapura. 

Pujian untuk kiper Hassan Sunny

Pujian istimewa untuk kiper Singapura Hassan Sunny. Dia mampu tampil prima dengan menepis banyak sekali peluang Indonesia. Sunny memang terpaksa menerjang Irfan Jaya pada menit ke -119 sehingga dikartu merah.

Kiper Singapura Hassan Sunny (usia 36 tahun) tampil gemilang vs Indonesia. Dia bak Spiderman - dok FAS
Kiper Singapura Hassan Sunny (usia 36 tahun) tampil gemilang vs Indonesia. Dia bak Spiderman - dok FAS

Lepas dari itu, penampilan kiper kelahiran 1984 itu patut diapresiasi. Dia bak Spiderman di gawang SIngapura. Sangat layak menjadi kiper terbaik di laga-laga AFF sejauh ini, selain tentunya Nadeo yang tampil sangat baik.

Penampilan Timnas Singapura yang pantang menyerah juga sangat patut kita puji. 

Meski kehilangan dua pemain akibat kartu merah, Singapura pantang menyerah. Bahkan mampu mencetak gol tendangan bebas indah.

Jika saja Nadeo gagal menyelamatkan penalti, justru Singapura yang kemungkinan besar akan ke final menantang antara Thailand atau Vietnam.

Wasit enaknya diapain?

Nah, lalu wasit Kassem Matar Al-Hatmi sebaiknya diapain? Menurut saya, kita serahkan saja pada AFF untuk dinilai kinerjanya. Kasihan juga para wasit AFF 2020 ini yang tidak punya bantuan berupa Video Assistant Referee atau VAR.

Saya sudah membahas lengkap kinerja wasit Hee Gon Kim yang merugikan Indonesia dengan tidak memberikan penalti dalam laga pertama lawan Singapura.  Demikian pula wasit Saoul Al-Abda yang membuat pemain Thailand dan Vietnam juga marah.

Seandainya AFF Cup ini mau maju, sebaiknya edisi mendatang dimainkan dengan wasit kualitas FIFA yang berintegritas dan dengan bantuan VAR.

Selamat untuk Indonesia yang lolos ke final AFF Cup 2020. Selamat untuk Singapura yang menang di hati banyak orang, termasuk suporter Indonesia! 

Wasit AFF enaknya diapain? Diajak ngopi dulu sambil diajak ngobrol tentang VAR dan sakitnya hati saat keputusan keliru merugikan tim-tim yang bermain dengan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun