Pergantian ini menunjukkan hasil dengan bertambahnya agresivitas Timnas Garuda. Pergerakan Irfan Jaya dihadang keras oleh Irfan Fandi sehingga wasit mengeluarkan kartu merah langsung.Â
Bisa dipahami, Irfan Fandi terhitung sebagai pemain terakhir yang mencegah secara tidak sah pergerakan Irfan Jaya yang dalam posisi bisa mencetak gol. Kartu merah yang wajar.
Akan tetapi, yang terjadi adalah justru Indonesia kehilangan konsentrasi dan bentuk permainan meski unggul jumlah dua pemain dibanding Singapura. Salah umpan dan pelanggaran tidak perlu kembali dipertontonkan Indonesia.
Sebuah pelanggaran tidak perlu oleh Dewangga pada menit ke-73 berbuah tendangan bebas. Pemain Singapura Shahdan Sulaiman mencetak gol tendangan bebas cantik.
Saya melihat, ada kesalahan dalam susunan pagar betis Indonesia. Elkan Baggot justru di ujung kanan, bukan di ujung kiri. Padahal ujung kiri itulah ujung yang tidak dikawal kiper Nadeo.Â
Pemain Indonesia kembali panik karena terpaksa mengejar gol penyeimbang. Untunglah, ada Pratama Arhan yang dengan tenang mengeksekusi bola pantul liar di pertahanan Singapura pada menit ke-87.
Kembali wasit membuat keputusan kontroversial. Pratama Arhan yang menyapu bola dengan baik justru dianggap melakukan pelanggaran di kotak penalit.
Syukurlah, Nadeo tampil tenang dengan menepis tendangan Faris Ramli pada menit ke-90. Skor 2-2 ini memaksa kedua tim masuk babak perpanjangan 2x15 menit.
Indonesia unggul cepat
Indonesia tampak mendapat suntikan ketenangan dan motivasi dari tim pelatih. Tampil lebih tenang, Indonesia berhasil unggul cepat pada awal babak tambahan waktu pertama.
Egy Maulana sang bintang FC Senica di Liga Slovakia menggocek bola sebelum mengirim bola umpan yang secara keliru diantisipasi bek Singapura Shawal Anuar. Sentuhan akhir Irfan Jaya bintang PSS Sleman membuat Garuda unggul 3-2. Setidaknya di siaran tv, gol itu diklaim sebagai milik Irfan.