Akan tetapi, berkat beliau, aku belajar giat untuk menulis dengan baik. Akhirnya, selang bertahun kemudian, tulisan-tulisanku ada yang tembus media massa.Â
Mimpi yang Terpendam
Salah satu keinginanku yang belum sempat terwujud adalah bersilaturahmi dengan para guruku sembari memberikan buku-buku karyaku.Â
Keinginanku yang juga belum sempat kuwujudkan ialah mengunjungi kembali rumah almarhum Pak Rahmat, guru geografiku. Beliau adalah seorang muslim saleh yang mengajar di tempat pendidikan Katolik.Â
Ketika bulan puasa, beliau sengaja tidak datang ke ruang guru. Mengapa? "Saya tidak ingin mengganggu guru-guru lain yang tidak berpuasa menikmati kudapan di ruang guru," tutur beliau waktu itu.Â
Saat aku dan seorang rekan utusan majalah sekolah mewawancarai beliau di rumahnya, aku bertanya, "Pak, mengapa Bapak mau mengajar bertahun-tahun di sekolah di mana murid-murid tidak seiman dengan Bapak?"
Dengan senyum tersungging di wajah, Pak Rahmat menjawab, "Bagi saya, mengajar itu ibadah. Siapa pun yang diajar tidak masalah." Jawaban itu membuat aku tertegun. Sampai sekarang.Â
Selamat Hari Guru 2021, para guru budiman. Jasa-jasa bapak dan ibu guru tidak akan kami lupakan.Â
***
Nama-nama hanyalah ilustrasi untuk kisah nyata ini. Salam edukasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H