Rupanya kepercayaan pada pegawai, bahkan yang sudah bekerja lama, selalu bisa disalahgunakan.Â
Adik saya dengan penuh keterbukaan mengkritik orang tua saya yang "gagal" membuat ART dan pegawai betah.Â
Bukan berarti orang tua kami jahat terhadap ART. Hanya saja, harus diakui gaji yang kami berikan sempat tidak setimpal dengan tuntutan kerja. Juga sikap dalam memberi perintah dan peringatan pada ART tidak selalu dengan lembut.Â
Kami belajar menjadi majikan yang baik
Tahun-tahun terakhir, ada perubahan besar dalam kesetiaan ART dan karyawan pada keluarga kami.Â
Sikap dan pengorganisasian kami pun sudah berubah drastis. Sekarang karyawan dan ART bekerja sesuai sif. Beban kerja berkurang.Â
Perlakuan kami terhadap ART dan karyawan kiranya semakin baik. Walaupun upah tidak tinggi, kami memberikan tunjangan hari-hari raya dan bantuan jika ada kebutuhan mendesak.Â
Liburan bersama karyawan juga kini menjadi agenda yang nyaris rutin. Demikian pula silaturahmi ke rumah mereka.Â
Cara kami memberi perintah dan peringatan pada ART dan pegawai kini lebih jelas dan ramah. Kami juga meminta masukan dari pegawai untuk kemajuan bisnis kecil keluarga kami.Â
Meminta maaf pada ART dan pegawai kini bukan hal aneh lagi karena kami menyadari, kami juga bukan insan sempurna.Â
Dampaknya, kejujuran karyawan meningkat. Apalagi di hati karyawan, ada rasa syukur bahwa mereka bisa diizinkan bekerja di tengah keluarga kami yang memprioritaskan calon karyawan dari keluarga yang sangat memerlukan bantuan.Â