Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Dua Salah Kaprah tentang Maria Magdalena

22 Juli 2021   14:44 Diperbarui: 22 Juli 2021   16:31 4348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           

Dua ribu tahun lalu, Yesus, Sang Gembala Agung, berkeliling memberitakan Kabar Gembira ditemani kedua belas murid laki-laki dan beberapa wanita. Di antara para wanita itu ada tiga wanita yang disebutkan: Maria yang disebut Magdalena, Yohana dan Susana (lihat Lukas 8:1-3).

Tulisan ini hendak menggali keutamaan para wanita sahabat Yesus.  Untuk itu, mari kita kenal dari dekat keutamaan salah satu dari antara banyak wanita mulia yang disebutkan dalam Injil: Maria Magdalena.

Ada dua salah kaprah tentang Maria Magdalena. Pertama, ada yang mengira bahwa Maria Magdalena adalah seorang pelacur. Kedua, ada yang menulis bahwa Maria Magdalena adalah kekasih atau bahkan istri Yesus. Mari kita ulik dua salah kaprah tentang Maria Magdalena ini.

Maria Magdalena Bukan Seorang Pelacur

Tidak satu pun ayat dalam Injil menyebutkan Maria Magdalena sebagai seorang pelacur. Dalam Injil Markus, Maria Magdalena dilukiskan sebagai seorang yang telah dibebaskan Yesus dari tujuh setan (Markus 16:9). 

Dalam Lukas 7: 36-39, seorang wanita pendosa tanpa nama memasuki rumah tempat Yesus sedang diundang makan. Sang wanita mengurapi kaki Yesus dengan minyak dan air mata, lantas menyekanya dengan rambutnya. Perhatikan bahwa di sini pun sang wanita tidak disebutkan sebagai seorang pelacur, namun hanya sebagai "wanita pendosa".

Wanita ini kiranya bukan Maria Magdalena, yang baru akan disebut pada Lukas 8:1-3 sebagai seorang yang melayani Yesus dengan kekayaannya. Seandainya wanita dalam Lukas bab 7 adalah Maria Magdalena, tentu penulis Injil Lukas sudah menulis namanya dengan jelas. 

Justru dalam Alkitab, Maria Magdalena mendapat sorotan sangat positif. Menurut Injil Yohanes, Maria Magdalena menyangka Yesus yang telah bangkit sebagai penunggu taman. 

Baru setelah Yesus memanggil namanya, Maria Magdalena tersadar. Ia berpaling dan berkata pada Yesus, "Rabuni". Panggilan ini menunjukkan penghormatan terdalam pada Sang Guru. Maria Magdalena mendapat perutusan penting untuk menyampaikan peristiwa kebangkitan Yesus pada para murid [laki-laki] (lihat Yohanes 20:14-18).

Maria Magdalena Bukan Kekasih Yesus

Maria Magdalena pernah dibebaskan Yesus dari tujuh setan (lihat Mrk 16:9). Kiranya rasa syukurnya atas karunia Yesus itulah yang mendorongnya untuk melayani rombongan Yesus dengan kekayaannya. Bukan hanya itu, Maria Magdalena setia mengikuti perjalanan Yesus dari kota ke kota dan dari desa ke desa hingga penyaliban sampai wafat-Nya.

Menurut Injil Yohanes bab 20, Maria menyangka Yesus yang telah bangkit sebagai penunggu taman. Baru setelah Yesus memanggil namanya, Maria tersadar.

Pengenalan Maria Magdalena akan Yesus sungguh mendalam. Ia tersadar bahwa orang yang disangkanya sebagai penunggu taman adalah Yesus ketika Yesus memanggil namanya dengan suara yang sangat ia kenal. Maria Magdalena lantas berpaling dan berkata pada Yesus dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" (Artinya: Guruku!). Panggilan ini menunjukkan penghormatan mendalam pada Sang Guru. Maria Magdalena selalu dekat sekaligus hormat pada Yesus.

Sayangnya, banyak film, novel, dan tulisan fiksi menampilkan Maria Magdalena sebagai wanita yang menjalin hubungan romantis dengan Yesus. Celakanya, tak sedikit orang Katolik yang justru berpikir bahwa mungkin saja penggambaran romantis seperti itu benar adanya. 

The Woman with the Alabaster Jar: Mary Magdalene and the Holy Grail adalah sebuah buku yang ditulis oleh Margaret Starbird pada tahun 1993. Buku ini memuat klaim bahwa Yesus Kristus dan Maria Magdalena telah menikah, dan bahwa Maria Magdalena adalah Holy Grail. 

Buku tersebut disebutkan dalam novel The Da Vinci Code, sebuah buku terlaris internasional oleh Dan Brown. Buku tersebut telah dikritik karena memuat teori-teori yang didasarkan pada pengetahuan dan seni abad pertengahan, bukan pada penafsiran Alkitab yang tepat.

Penting diperhatikan bahwa gambaran Magdalena sebagai kekasih atau istri Yesus sangat tidak sesuai dengan kesaksian Injil mengenai Yesus dan Maria Magdalena. 

Satu-satunya relasi antara Yesus dan Maria Magdalena adalah relasi antara seorang Guru Agung dan muridnya. Karena itu, Maria Magdalena memanggil Yesus sebagai "Guruku (Rabuni!)". Singkatnya, Maria Magdalena bukan kekasih Yesus!

Menariknya, Yesus tidak memilih para murid pria untuk menjadi saksi pertama kebangkitan-Nya. Ia memilih untuk menampakkan diri-Nya pada Maria Magdalena. 

Maria Magdalena kemudian mendapat perutusan penting untuk menyampaikan peristiwa kebangkitan Yesus pada para murid (lihat Yohanes 20:14-18). Kepercayaan ini kiranya Yesus berikan karena Yesus tahu bahwa Maria Magdalena adalah murid-Nya yang mengenal-Nya demikian dekat sekaligus sangat hormat pada-Nya.

             

Meneladan Para Wanita Sahabat Yesus

Maria Magdalena dan Yohana serta beberapa wanita ikut serta dalam rombongan Yesus dan para murid pria dalam mewartakan Kabar Gembira. Para sahabat Yesus ini menggunakan harta, waktu, tenaga, dan keterampilan mereka untuk mendukung karya Yesus bagi orang sakit dan tertindas. Para sahabat Yesus ini adalah pribadi-pribadi yang sungguh murah hati.

Para sahabat Yesus ini sangat dekat dengan Yesus. Mereka melihat Yesus dengan mata mereka sendiri. Mereka mendengar pengajaran Yesus dengan telinga mereka sendiri, bukan dari orang lain. 

Mereka berjalan dari desa ke desa bersama Yesus dan para murid-Nya. Segala suka dan duka mereka alami bersama Yesus dan para murid pria.

Di sisi lain, para wanita mulia ini sangat hormat pada Yesus. Dalam Injil, memang tercatat hanya Maria Magdalena saja yang menyapa Yesus sebagai "Guruku! (Rabuni!)" (Yohanes 20). Akan tetapi, dapat kita perkirakan dengan mudah bahwa Yohana, Susana, dan para wanita lain juga memanggil Yesus sebagai Guru mereka.

Mereka memanggil Yesus sebagai Guru karena memang demikian adanya: Yesus adalah Guru, dan para wanita mulia tersebut adalah murid-murid-Nya. Sekali lagi, sebutan ini menegaskan bahwa para murid wanita, termasuk Maria Magdalena menaruh hormat pada Yesus.

Demikian penjelasan alkitabiah mengenai sosok Maria Magdalena. Semoga ini membuat kita paham bahwa Maria Magdalena dalam Injil-Injil adalah sosok wanita istimewa yang sama sekali bukan kekasih atau istri Yesus dan bukan pula seorang pelacur.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun