Dampak PON XX Papua pada kesatuan bangsa mengingatkan kita pada PON I di Solo pada 1948. Karena kontingen Indonesia dipaksa pemerintah Belanda untuk memakai paspor Negeri Kincir Angin, pemerintah Indonesia akhirnya memprakarsai pesta olahraga sendiri yang lantas menjadi Pekan Olahraga Nasional I.
Pemerintah RI memang sangat peduli pada pembangunan daerah di luar Jawa, termasuk di Papua dan Papua Barat. Ada banyak proyek penting yang sudah dan sedang diwujudkan, antara lain: Jalan Trans Papua (4.330,07 kilometer), Jembatan Panjang Hamadi-Holtekam atau Youtefa (penghubung Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami), sarana kelistrikan, pengembangan Bandara Sentani, dan Jalan Perbatasan Indonesia - Papua Nugini (1.098 km).
Pembangunan dan pelaksanaan PON XX Papua menjadi bukti keseriusan pemerintah pusat dan daerah dalam memajukan Bumi Cendrawasih sebagai bagian integral Republik Indonesia. Keterhubungan antarwilayah menjadi sangat vital bagi kesatuan bangsa dan negara.
Wolfgang Maennig dari Universitas Hamburg menyatakan bahwa ajang olahraga dapat memperkuat "nation-buliding" dan integrasi nasional. Dampak rasa bangga sebagai tuan rumah yang sukses menyelenggarakan acara olahraga penting dapat dirasakan sebelum, selama, dan setelah ajang itu berlangsung. Dampak "nation-buliding" dan integrasi inilah yang juga kita harapkan dengan pelaksanaan PON XX Papua.
Taklukkan rintangan meraih prestasi. Torang bisa! #PONDEMI #MentariHarapanBaruDariTimur #PondemiKompetisiBlog #PONXXPapua #TorangBisa. Sukseskan PON XX Papua.
Bobby-Ruang Berbagi. Artikel berhak cipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H