"Ketika kita mengurangi barang yang kita miliki dan pada dasarnya 'mendetoks' rumah kita, hal ini memiliki efek detoksifikasi pada tubuh kita juga." (Marie Kondo)
Marie Kondo menjadi viral setelah bukunya, The Life Changing Magic of Tidying Up disambut baik oleh masyarakat dunia. Aneka kiat beberes rumah yang diterapkan Marie Kondo ternyata berdampak positif bagi banyak orang.
Salah satu dari metode KonMari yang ia perkenalkan adalah pastikan barang yang kita simpan sungguh kita sukai dan kita gunakan. Nah, sejatinya kiat ini juga selaras dengan prinsip YONO. Apa itu prinsip YONO? Bagaimana cara hidup sederhana dengan 5 kiat YONO?
Masyarakat konsumtif yang semakin gila belanja secara kompulsif
Lazimnya orang membeli barang karena sungguh-sungguh memerlukan produk tersebut. Akan tetapi, kini dengan membanjirnya toko daring (online shop), muncul pula tren pembelian kompulsif yakni saat orang membeli secara berlebihan dan tak terkendali karena mendapatkan kesenangan dengan membeli.Â
Menurut Roser Granero dkk, perilaku pembelian kompulsif atau compulsive buying behavior (CBB) telah diakui sebagai gangguan kesehatan mental.Â
Dikutip dari theconversation, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perilaku pembelian kompulsif memengaruhi hampir 5% dari populasi orang dewasa di negara maju. Menariknya, pembelian kompulsif ini terutama dilakukan wanita muda dalam kelompok berpenghasilan rendah.Â
Tren pembelian kompulsif ini terus meningkat, dengan perkiraan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 14% warga dunia kini memiliki kondisi ringan pembelian kompulsif.
Coba saja amati dan sadari perilaku Anda saat berbelanja. Apakah Anda sungguh membeli suatu barang karena memerlukannya atau karena sedang ada diskon, terpengaruh teman yang sudah membeli, atau hanya karena Anda senang saat menyentuh tombol "beli" di aplikasi belanja daring?
Beberapa orang bahkan merasa sangat bahagia ketika kurir datang dan berteriak "Ada paket!" Sehari tanpa melihat-lihat dan memilih barang di toko daring seakan menjadi aneh bagi sebagian orang zaman kini.Â
Nah, di tengah tren belanja kompulsif nan berlebihan ini, kita perlu hidup sederhana dan ramah lingkungan dengan prinsip YONO: You Only Need One atau "Anda Hanya Perlu Satu (Barang) Saja".
Saya mencoba menguraikan prinsip YONO ini dengan 5 kiat menerapkan prinsip You Need Only One dalam hidup sehari-hari:
1. Belilah barang yang tahan lamaÂ
Alih-alih membeli barang yang sekali pakai dan mudah rusak, mulai sekarang belilah barang yang tahan lama. Mungkin saja, barang yang awet sedikit lebih mahal. Akan tetapi, lebih baik punya barang awet daripada yang mudah rusak.
Hal ini terutama berlaku untuk produk-produk elektronik yang sulit didaur ulang. Juga untuk barang-barang yang sering kita gunakan setiap hari, misalnya pakaian.
2. Belilah barang yang mudah diperbaiki dan dirawat
Alih-alih membeli barang yang mewah tetapi sekali rusak tak bisa diperbaiki, mulai sekarang belilah barang yang mudah diperbaiki dan dirawat.
Membeli alat elektronik dan kendaraan bermotor, misalnya, perlu kita lakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan pusat servis dan suku cadang.Â
3. Belilah satu barang saja yang paling awet dan paling Anda sukai
Alih-alih memborong banyak barang sejenis, belilah satu barang saja yang paling awet dan paling Anda sukai. Tak perlu membeli banyak sekali koper jika ternyata Anda jarang bepergian.
Cukup membeli satu koper yang warna dan desainnya Anda sukai dan tentunya yang awet. Jangan tergoda membeli koper lain yang sebenarnya tidak Anda perlukan.Â
4. Jangan membeli banyak barang dengan selalu menganggap semua perlu cadangan
Nah, kita sering membeli banyak barang dengan selalu menganggap semua perlu cadangan. Benarkah setiap barang yang kita miliki harus ada cadangan (pribadi)?Â
Beberapa barang memang sebaiknya ada cadangannya karena sering dipakai, mudah hilang, dan sangat vital untuk pemakainya. Hal ini bervariasi tergantung pada pemiliknya (kita).
Bagi saya, ponsel cukup satu saja tanpa perlu ada cadangan. Ini karena saya tinggal di kota dan pekerjaan saya tidak sangat menuntut adanya ponsel.Â
Jika sewaktu-waktu ponsel rusak, saya bisa meminjam ponsel milik kerabat dan rekan atau memakai aplikasi di komputer jinjing (laptop). Saya dengan cukup mudah bisa mencari pusat servis ponsel dan atau -jika terpaksa- membeli ponsel baru di kota.Â
Cadangan bisa kita beli satu untuk semua anggota keluarga (bukan satu cadangan untuk satu orang). Teman dan kerabat pun kiranya bisa menjadi penolong ketika kita memerlukan benda tertentu secara mendadak. Intinya, tak harus selalu membeli!
5. Â Bahagialah dengan satu benda yang Anda miliki
Kita perlu berbahagia dengan satu benda yang kita miliki. Katakanlah pada diri sendiri: "YONO (You Only Need One) atau "Kamu Cuma Perlu Satu Saja" untuk jadi bahagia"
Tas ransel saya sudah saya pakai sejak saya SMP kelas tiga. Meskipun sudah berlubang dan kusam, saya tidak atau belum berniat membeli tas baru.Â
Saya bahagia dengan tas yang penuh kenangan itu. Tidak semuanya bisa saya ceritakan di sini, nanti takutnya pembaca jadi baper :)
Eh, omong-omong, benda-benda apa saja yang Anda miliki hanya satu saja dan apa kenangan di baliknya? Yuk cerita di kolom komentar. Hehehe. Salam YONO!
Wasana kata, bagi Anda yang suka mendua hati, kiat-kiat YONO ini kiranya juga bermanfaat. Koper satu saja, payung satu saja, pacar....(isi sendiri).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H