dahulu aku dan kau berbatas tembok raksasa
engkau dara pepuja para terunaÂ
dan aku lelaki tanpa pesonaÂ
apatah daya bersaing dengan mereka
*
perjumpaan di puskesmas bersajaha itu
menyibak selubung netraku
menjalin dua hati jadi satu:
kebaikanmu melampaui pesona raga nan semu
*
kala itu engkau telaten merawat lukaku
mungkin sudah tugasmu,Â
namun ada sesuatu
yang hanya engkau dan aku yang tahu
*
aku mundur teratur kala kabar itu sampai telingaku:
pria sempurna itu kan jadi mempelaimu
sesuai amanat ayah ibumu
tapi engkau memilih suara hatimu nan murni: aku
*
jika ada hal tergila di dunia, pastilah itu cinta
seperti si jelita mengasihi si buruk rupa
kisahku dan kisahmu jadi metamorfosa cinta:
mata melihat raga, hati memandang luhur budi
***
20 mei 2021, untuk para teruna-teruni pengarung samudera cinta
[fiksi belaka ^_^]Â Baca pula:Â Jogja Bertutur Tanpa Kata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H