- Bagaimana orang bisa mengatakan Israel sebagai negara beragama Yahudi murni sementara faktanya, sensus penduduk Israel 2019 mencatat, 74,2% orang Israel beragama Yahudi, 17,8% orang Israel beragama Islam, dan 2,0% Kristen? Bahkan beberapa tentara Israel adalah pemeluk agama Islam (baca artikel saya terdahulu).
- Bagaimana orang bisa mengatakan Palestina sebagai "negara Islam murni" sementara faktanya, 93% orang Palestina adalah Muslim dan sekitar 6% beragama Kristen dan Katolik?Â
- Bagaimana bisa orang menyimpulkan bahwa konflik Israel dan Palestina adalah "murni konflik agama" jika nyatanya ada kepentingan politis para petinggi Palestina dan Israel?Â
Silakan baca analisis menarik yang ditayangkan Kompas.com dengan tajuk "Duel Kepentingan Hamas dan Netanyahu dalam Konflik Israel-Palestina 2021". Saya sarikan beberapa pokok penting dalam artikel tersebut:Â
Analis menilai, Hamas dan Israel sama-sama memiliki kepentingan masing-masing dalam bentrokan terbaru di Palestina 2021. Hamas sebagai penguasa Jalur Gaza bertujuan menjadi standar de facto perjuangan Palestina, memanfaatkan kepemimpinan Otoritas Palestina yang melemah.Â
Dalam unjuk kekuatannya, Hamas telah meluncurkan sekitar 2.300 roket ke Israel sejak Senin (10/5/2021), yang mencakup Tel Aviv di utara sampai bandara Ramon di selatan.Â
Sementara itu Israel menyerang Palestina untuk memanfaatkan momen guna melenyapkan semua pengaruh Hamas di Gaza dengan menyerang infrastrukturnya, kata para analis.
Wasana kata, saya menilai bahwa pendidikan sejarah dalam kurikulum Indonesia wajib menelaah pula akar konflik Palestina-Israel agar warga Indonesia paham apa yang sebenarnya terjadi.
Saya mahfum, tak semua sependapat dengan uraian saya ini. Silakan saja. Saya hanya berbagi apa yang saya pahami dari sudut pandang senetral mungkin sebagai akademisi muda.Â
Salam persaudaraan. Kita beruntung hidup dalam naungan NKRI ber-Pancasila dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita rawat persatuan kita.Â