Sepulang sekolah, aku dan teman-temanku sering mengunjungi toko buku Gramedia nan megah itu. Untuk apa? Sebagian besar anak-anak SMP seusiaku mencuri-curi baca komik dan buku Gramedia yang memang menarik :)
Daripada menyewa komik di persewaan buku, lebih baik ke Gramedia untuk baca-baca gratis di sana. Ternyata kebiasaanku dan sejumlah kawanku mencuri-curi baca diketahui pihak pengelola Gramedia Jogja.
Dilarang pula membaca sambil ndlosor (duduk di lantai). Ya maklumlah, namanya anak-anak kan biasa saja ndlosor sambil baca gratisan.Â
Akan tetapi, tetap saja penghilangan kursi itu tidak mengurangi militansiku mencuri-curi baca di Gramedia.Â
Meskipun capek berdiri dan kadang harus pergi beberapa kali ke sana untuk memuaskan rasa penasaran, aku tetap setia membeli buku Gramedia. Inilah "pengakuan dosaku" pada Gramedia. Wkkk.
Ibarat kekasih yang tak selalu rukun tetapi saling sayang, mungkin demikianlah pula hubunganku dengan Gramedia. Juga berkat "curi-curi baca" di toko buku Gramedia Jogja, aku menjadi suka membaca dan menulis. Ya, Gramedia mengantarku jadi penulis!
Dua buku rohani karyaku pun, meskipun tidak diterbitkan versi cetaknya oleh Gramedia, juga dijual di Gramedia Digital. Pembeli bisa mengunduh aplikasi Gramedia Digital di Playstore untuk membeli dan membaca buku secara daring.
Baru-baru ini, seorang kenalanku di Belanda membeli bukuku secara online (daring) melalui Gramedia Digital. Ada banyak sekali pilihan buku bermutu yang disediakan Gramedia Digital. Silakan telusuri laman resmi ebooks.gramedia.com.
Keuntungan membaca buku, koran, dan majalah di Gramedia Digital adalah: koleksi lengkap (lebih dari 120 ribu); mudah membaca di mana pun dan kapan pun; ramah lingkungan karena tanpa cetak kertas, dan bisa mengatur koleksi di komputasi awan.Â