2. Jika pencantuman itu menguntungkan Anda secara ekonomis, wajib meminta izin pada pencipta asli karya.
3. Jika pencantuman itu bertujuan fair use, upayakan tetap mencantumkan sumber asli. Apalagi dalam konteks edukasi dan kritik karya.Â
4. Meskipun tidak wajib, ada baiknya kita memberitahu pencipta asli kala kita menggunakan karyanya (misalnya untuk solidaritas sosial). Ia pasti bangga dan bahagia kala mengetahui karyanya bermanfaat.
5. Â Kejujuran adalah kata kunci. Jika memang kita sudah berusaha mengingat-ingat tapi tak menemukan penulis atau sumber asli, tuliskan saja begini: "Terinspirasi sebuah karya yang pernah saya baca/dengar/lihat".
Dengan demikian, orang tahu bahwa apa yang kita tulis itu bukan sepenuhnya karya kita. Jangan takut kehilangan pengikut dan penggemar.Â
Orang justru makin cinta pada kita ketika kita jujur dalam segala hal. Juga dalam hal-hal sederhana (yang sebenarnya tidak sederhana), semisal unggahan medsos.
"Huh, masak sih mau buat status di medsos aja harus repot?"
Hehehe...iya...iya. Asalkan nggak menjiplak dan asal copas, bebas kok buat status medsos. Bayangkan diri Anda jadi pemilik hak cipta cuitan atau unggahan itu. Apakah terima ketika dijiplak orang demi kepentingan egoisnya?
"Sakitnya tuh di sini!" (kata Cita Citata)