Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Tujuh Kiat Cerdas Gaya Hidup Minim Sampah Makanan Mulai dari Rumah

25 April 2021   14:29 Diperbarui: 26 September 2021   07:15 3579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah Anda, The Economist pada 2011 menyatakan Indonesia sebagai negara peringkat kedua penghasil limbah makanan atau food waste tertinggi di dunia. Rata-rata setiap warga Indonesia membuang bahan makanan sekitar 300 kilogram setiap tahunnya. Setiap tahun jumlah sampah makanan di Indonesia sekitar 1,3 juta ton! 

tangkapan layar infografik food waste Indonesia - barillacfn.com
tangkapan layar infografik food waste Indonesia - barillacfn.com
Di sisi lain, sebanyak 19,6 juta warga Indonesia menderita kekurangan nutrisi. Jika sampah makanan dapat dicegah, 1,3 juta ton pangan itu bisa membuat kenyang 28 juta orang setiap tahunnya!

Beberapa penelitian menemukan lebih dari 60% sampah di dua kota di Indonesia (Surabaya dan Bogor) adalah sampah makanan. Ini adalah gambaran betapa banyaknya makanan yang berakhir tanpa guna di tempat penampungan akhir sampah.

Limbah makanan dalam jumlah besar dapat menyebabkan pemanasan global karena makanan menghasilkan gas metana saat terurai di TPA. Gas metana 25 kali lebih berbahaya daripada karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Demikian rilis Tammara Soma, akademisi Simon Fraser University dalam artikel di The Conversation.

Metana akibat sampah makanan bisa mematikan

Pada 21 Februari 2005, terjadi longsor gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi akibat konsentrasi gas metana dalam sampah yang didominasi limbah makanan. Dilansir kompas.com, tragedi ini merenggut 147 korban jiwa dan melenyapkan dua desa dari peta. 

Hikmah tragedi itu kini diabadikan dalam wujud peringatan Hari Peduli Sampah Nasional setiap 21 Februari. Longsornya gunungan sampah Leuwi Gajah mendorong pemerintah menyusun Kebijakan Pengelolaan Sampah Nasional dalam bentuk Undang-Undang Nomor 18/2008 dan PP 81/2012.

Infografik tragedi sampah di Indonesia - nawasis.org
Infografik tragedi sampah di Indonesia - nawasis.org
Potret lautan sampah makanan di kota-kota besar

Umumnya masalah lautan sampah (makanan) dihadapi kota-kota besar, termasuk Bandung. Data PD Kebersihan Bandung pada 2002 menunjukkan, komposisi sampah di Kota Kembang sebanyak 63,56% terdiri dari sampah organik berupa sisa makanan. 

Gejala meningkatnya volume limbah makanan ini terjadi juga karena meningkatnya jumlah restoran dan rendahnya kesadaran warga dan pengelola usaha boga untuk mencegah limbah pangan. 

Data terbaru Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan Bandung menunjukkan, sampah Kota Bandung rata-rata mencapai 1.477 ton perhari. Sebagian besar, yakni 930 ton atau sekitar 63% adalah sampah pangan. 

Penelitian Gladys Brigita dan Benno Rahardyan pada April 2013 menemukan bahwa pemilahan sampah mengalami kendala akibat masih bercampurnya sampah sisa makanan dengan sampah lainnya. Sebagian besar (71,43%) pengelola usaha boga tahu bahwa sampah sebaiknya dipilah sejak awal, namun hanya 14,3 % yang melakukan pemilahan tersebut.

Sementara itu riset Tammara Soma yang mengamati lebih dari 300 rumah tangga di Bogor menunjukkan, masyarakat berpenghasilan tinggi dan menengah cenderung berbelanja di supermarket modern alih-alih pasar tradisional.

Akibat terbujuk buaian iklan yang mendorong kebiasaan menimbun makanan, rumah tangga kelas menengah dan atas ini cenderung membeli berlebihan.

Upaya Bandung Food Smart City kurangi sampah perkotaan

Saya sangat kagum dengan aneka upaya Bandung Food Smart City guna mengurangi sampah makanan perkotaan. Harapannya, aneka upaya ini dapat dijadikan inspirasi kota-kota lain agar bebas sampah makanan. Beberapa upaya tersebut adalah:

-  Permainan Food Racing mengenai edukasi bijak belanja makanan dan bijak menghabiskan pangan. Kegiatan yang menyasar kaum muda ini telah dilaksanakan di berbagai lembaga pendidikan dan mendapatkan tanggapan baik. 

- Food Sharing atau Berbagi Makanan dengan memanfaatkan platform digital Badami Food Rescue. Warga yang memiliki makanan yang masih layak dikonsumsi akan dapat memberikannya pada yang lebih memerlukan. Dalam aplikasi ini ada pula Bandung Smart Food sebagai lokapasar produk pangan, pasar tradisional dan UMKM di sektor boga.


- Urban Farming

Tinggal di kota tidak berarti lantas kita tidak bisa menanam. Nyatanya di kawasan perkotaan pun ada potensi melakukan pertanian perkotaan. 

Urban farming di Bandung - twitter.com/bdgcerdaspangan
Urban farming di Bandung - twitter.com/bdgcerdaspangan
Pertanian perkotaan dapat menjadi sumber suplai bahan pangan warga kota agar tak selalu tergantung pada suplai dari perdesaan. Ini baik untuk ketahanan pangan. 

Tujuh Kiat Cerdas Gaya Hidup Minim Sampah Makanan

Inilah 7 kiat cerdas gaya hidup minim sampah makanan mulai dari rumah yang coba saya dan keluarga terapkan. Kita juga bisa menerapkan mulai dari rumah dan lingkungan terdekat:

 1. Cerdas Belanja Zero Waste Cooking

Saya biasa membuat daftar belanja sebelum pergi berbelanja. Ketika membuat acara masak bersama teman-teman, menu sudah kami rancang dan daftar belanja menyesuaikan menu. Ini berguna untuk menghindari belanja berlebihan.

Kita perlu menyadari kuatnya godaan untuk "lapar mata" ketika belanja bahan makanan. Karena itu, disiplin membeli hanya yang diperlukan dan hanya yang kira-kira habis dimakan sangat penting. 

Lapar mata - Instagram bandungfoodsmartcity
Lapar mata - Instagram bandungfoodsmartcity
Ketika membeli bahan pangan di pasar, saya juga tidak terlalu pusing soal "penampilan" buah dan sayur. Sepanjang masih baik dikonsumsi, saya akan membelinya. Termasuk pisang berbintik yang ternyata justru baik untuk kesehatan. 

Pisang berbintik justru baik - Instagram bandungfoodsmartcity
Pisang berbintik justru baik - Instagram bandungfoodsmartcity
Segala upaya perlu kita lakukan untuk mewujudkan zero waste cooking mulai dari dapur dan rumah kita. Upayakan semua bahan makanan sungguh dimakan. Jika ada sayur dan buah yang tersisa, bisa juga diolah jadi sup atau diolah jadi selai.

2. Cerdas Simpan Bahan Makanan

Saya adalah anak pedagang toko kelontong. Prinsip toko sembako adalah first in first out (FIFO). Hal serupa perlu diterapkan dalam penyimpanan bahan makanan.

Sayur, buah, dan daging yang sudah dibeli harus digunakan dahulu. Jangan sampai belanjaan baru dimasukkan kulkas, menutupi belanjaan lawas sehingga bahan makanan membusuk di kulkas.

Selain itu, kita juga perlu memisahkan sayuran dan buah. Mengapa? Buah biasanya menghasilkan gas etilen yang mempercepat terjadinya pematangan. Demikian rilis Emily Han.  Karena itu, jangan mencampur sayur dan buah dalam tempat yang sama. 

Guna memudahkan kontrol, kita bisa membuat label untuk makanan yang kita simpan. Tulis saja kapan makanan itu dimasukkan pertama kali ke kulkas. 

Kita juga perlu memahami aneka istilah terkait kadaluarsa bahan makanan.  Ada expired date, sell by date, used by date, dan best before. 

Instagram bandungfoodsmartcity
Instagram bandungfoodsmartcity
Instagram bandungfoodsmartcity
Instagram bandungfoodsmartcity
3. Cerdas Habiskan dan Bagikan Makanan Layak Konsumsi

Kita perlu menerapkan prinsip AMaBis: "Ambil, Makan, Habiskan". Jika sisa, bagikan pada yang memerlukan. Saya beberapa kali membagikan penganan "sisa" pada tunawisma. Mereka sangat bahagia menerima makanan yang masih sangat layak konsumsi.

Rupanya menghabiskan makanan dan membagikan makanan pada yang memerlukan sangat dianjurkan dalam ajaran aneka agama dan kepercayaan. Umpama:

- Dalam Injil, Yesus memerintahkan agar sisa makanan dalam mukjizat pergandaan roti dikumpulkan (Matius 14:21). Paus Fransiskus mengatakan, membuang makanan adalah mencuri dari kaum miskin.

- Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3353 menyatakan, "Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al Khazzaz dari Abu Imran Al Jauni dari Abdullah bin Ash Shamit dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika kamu masak sayur perbanyaklah kuahnya, lalu bagikanlah kepada tetanggamu." 

- Dalam ajaran Jalan Ke-Tuhan-an, diajarkan ritual so yen. Jika ada makanan sisa, ada yang sukarela menghabiskan atau makanan sisa dibagi rata. 

- Dalam Taittiriya Upanisad, diajarkan bahwa orang tidak boleh menyia-nyiakan makanan yang bersifat amerta atau kekal.

4. Cerdas Pilah dan Olah Sampah Pangan

Sampah pangan harus dipilah dari sampah-sampah lain yang masih bisa juga diolah. Saya  membiasakan diri memilah sampah sesuai jenisnya. 

tong untuk sampah organik - dokpri
tong untuk sampah organik - dokpri

Sampah pangan kami olah menjadi pupuk organik. Caranya sederhana. Masukkan dalam tong tertutup hingga mengalami pembusukan secara alami selama beberapa minggu. 

Pentingnya pilah sampah organik - facebook.com/foodwasteindonesia
Pentingnya pilah sampah organik - facebook.com/foodwasteindonesia

Menariknya, Pemerintah Kota Bandung sejak 2018 telah merintis kerjasama pemerintah, warga, dan swasta dalam membangun tata kelola sampah terpadu melalui KANG (Kurangi) PIS (Pisahkan) MAN (Manfaatkan) Sampah. 


5. Cerdas Tumbuhkan Kembali (Regrow) Sisa Sayuran

Sisa sayuran berupa bonggol dan sejenisnya ternyata bisa ditumbuhkan kembali (regrow) dengan mudah. Dalam video berikut, adik ipar saya menjelaskan bagaimana cara regrow sejumlah sayuran di rumah.


6. Cerdas Melakukan Urban Farming

Sebagai lanjutan dari regrow sayuran, kita bisa melakukan urban farming. Saat ini metode urban farming sudah sangat beragam dan mudah dipraktikkan. Ada metode kebun vertikal, tabulampot, aquaponik, dan sebagainya. 

Urban farming manfatkan juga plastik bekas - dokpri
Urban farming manfatkan juga plastik bekas - dokpri
Urban farming kami lakukan dengan menanam sayur dan bumbu dapur di sudut-sudut rumah. Dengan urban farming, sayur dan buah segar dapat kita petik langsung di dekat kita. Risiko bahan pangan membusuk di kulkas pun berkurang. Juga jejak karbon atau polusi akibat tranportasi pangan berkurang.

7. Cerdas Didik Diri, Keluarga, dan Sesama 

Kita harus memulai perubahan besar dari diri sendiri. Setelahnya kita mengajak keluarga dan lingkungan terdekat. Dalam memerangi sampah makanan, mari kita terapkan juga 3M: Mulai dari diri sendiri; Mulai dari hal sederhana, dan Mulai sekarang juga! 

Kita dapat mendidik sesama manusia dengan menyebarkan kesadaran akan pentingnya mengurangi sampah makanan melalui perjumpaan luring dan daring. Unggahan dari media sosial Bandung Smart City dapat kita unggah ulang di medsos kita. Cantik dan informatif, lho. 

Silakan kunjungi situs, Instagram, Twitter, YouTube dan Fanpage Bandung Food Smart City. Keluarga, komunitas, lingkungan, dan kota kita bisa mengadopsi langkah-langkah cerdas Kota Bandung. 

Poster 7 gaya hidup minim sampah makanan - dokpri (via Canva)
Poster 7 gaya hidup minim sampah makanan - dokpri (via Canva)
Kepada anak, remaja, dan generasi muda kita perlu tularkan kesadaran perangi #foodwaste bersama #bandungfoodsmartcity dengan dukung gerakan #ambilmakanhabiskan. 

Bandung dan kota-kota kita jangan sampai jadi lautan sampah. Mari, jadikan bersih kembali :) Salam lestari. R.B.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun