Tanpa perlu mengutip pendapat ahli, saya sebagai orang Jogja mengalami sendiri betapa vitalnya peran Merapi dalam keseharian orang DIY. Tahukah Anda, bahwa orang Jogja tidak perlu kompas untuk menentukan arah?
Dari sebagian besar kawasan DIY, cukup menengok ke arah Gunung Merapi, kita akan tahu arah utara. Merapi menjadi penunjuk arah yang  sangat bisa diandalkan dan murah meriah. Mbah Merapi tak kalah cerdas dari Mbah Gugel ^_^.
Belum lagi bila kita bicara soal dampak ekonomi Merapi. Pertanian, pertambangan batu dan pasir kualitas unggul, agrowisata, lava tour, dan sebagainya tercipta berkat Merapi yang rajin meletus.Â
Merapi adalah kehidupan. Menjaga Merapi adalah kewajiban.
Bagi warga desa bersahaja yang hidupnya menyatu dengan Merapi, sangat wajar mereka mengalami Merapi sebagai pribadi yang hidup. Merapi bukan seonggok gunung, tetapi sungguh hidup.Â
Sungguh hidup berarti punya roh. Roh yang "bisa" memainkan musik gamelan. Roh yang "mampu" membuat oknum pendaki tak tahu aturan jadi tersesat. Roh yang "meminta" untuk dihormati dan tidak diganggu.
Singkat kata, Merapi bagi orang asli Jogja bukan sekadar gunung yang menakutkan. Ia adalah sumber penghidupan dan penunjuk arah langkah dalam hidup sehari-hari.Â
Salam lestari. Salam edukasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H