Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Algoritma Medsos Menjebak Kita dalam Echo Chamber yang Berbahaya

22 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 22 Maret 2021   23:34 2511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, algoritma juga akan menawarkan semakin banyak konten serupa pada saya. 

Studi oleh Ines von Behr (2013) menemukan lima bahaya internet dalam kaitan dengan radikalisasi:

Pertama, internet menciptakan lebih banyak peluang untuk menjadi radikal. 

Kedua, internet bertindak sebagai echo chamber atau ruang gema, yaitu tempat di mana individu menemukan ide-ide mereka didukung dan digaungkan oleh individu lain yang berpikiran sama. 

Ketiga, internet mempercepat proses radikalisasi. 

Keempat, internet memungkinkan terjadinya radikalisasi tanpa kontak fisik dengan teroris yang berpikiran sama. 

Kelima, internet meningkatkan peluang swaradikalisasi (self radicalization).

Ilustrasi oleh Yeepod via popbela.com
Ilustrasi oleh Yeepod via popbela.com
Kisah-kisah swaradikalisasi telah juga terjadi di Indonesia. Beberapa pelaku dan simpatisan terorisme mendapat informasi dan dukungan untuk terlibat aksi terorisme karena terjebak dalam echo chamber aliran garis keras. 

Bayangkan diri Anda bergaul virtual dengan orang-orang yang tiap saat mengagungkan jalan kekerasan untuk meraih tujuan yang seolah "kehendak ilahi". Algoritma media sosial menggiring Anda untuk menemukan akun-akun dan konten yang bertema kekerasan atas nama agama. 

Tentu menjadi sulit untuk keluar dari echo chamber itu, kecuali ada intervensi dari pihak luar atau kehendak diri yang luar biasa untuk lepas darinya.

Hal ini diperparah dengan lambannya media sosial dan aparat keamanan siber untuk menangani konten-konten berbahaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun