Bagaimanapun, para atlet dan pembina olahraga patut diperhatikan juga. Pandemi tidak boleh menghentikan ritme latihan dan pembinaan atlet yang memang harus berkelanjutan. Mungkin alasan inilah yang muncul dalam benak Jokowi.Â
Kita tahu, Jokowi memiliki perhatian besar pada dunia olahraga. Meskipun bukan mantan atlet, Jokowi suka berolahraga. Ia bermain sepak bola, berlatih panahan, bersepeda, bahkan berlatih tinju!
Ketiga, Indonesia menjalankan sistem pembinaan atlet secara desentralistik yang efektif
Kita perlu belajar dari negara-negara dengan prestasi olahraga mendunia. Misalnya saja Amerika Serikat dan Cina. Dua negara ini mendominasi perolehan medali Olimpiade. Panen medali di cabang-cabang pokok menjadi kunci prestasi dua negara adidaya  ini.
Amerika Serikat dan Cina sama-sama melakukan pembinaan atlet secara regional atau desentralistik. Setahu saya, Cina memiliki pusat pembinaan atlet di setiap provinsi. Sejak usia dini, anak-anak di Negeri Tirai Bambu ini dilatih sebagai calon atlet. Tidak mengherankan, Cina tak pernah kekurangan atlet muda.Â
Gagasan pembangunan kembali Hambalang sebagai salah satu pusat pembinaan atlet di daerah sungguh patut dipuji. Desain Olahraga Nasional secara konsep sudah tepat. Tinggal dijalankan saja.Â
Jangan lupakan perhatian Jokowi pada atlet kita dalam ajang-ajang olahraga nasional dan dunia. Jokowi sukses mengorkestrasi penyelenggaraan Asian Games. Video Jokowi "bergoyang dayung" bahkan viral sampai ditiru selebritas K-Pop.Â
Saya sangat yakin, dari sudut pandang nonpartisan, siapa pun akan mendukung langkah jitu Presiden Jokowi membangun kembali Hambalang yang mangkrak setelah terungkapnya korupsi di masa lalu.
Kita memang harus mengatakan tidak pada korupsi. Salam hangat dan salam sehat.Â