Kereta dari Jakarta itu melambat kala tiba di Stasiun Tugu
kusisir di antara pejalan kuyu layuÂ
secercah wajah ayu: engkau
*
Entah tlah berapa badar kau tak berkabar
menguji batas sabar bundamu yang nyaris cabar
rindu tiada tambar
*
Di stasiun ini dulu aku melepasmu perih
berharap engkau kembali, duhai ananda kinasihÂ
dengan bahagia yang kauraih
sayang, perantauanmu berakhir sedih
*
Kereta itu tlah muntahkan nyaris semua penumpang
dan engkau muncul paling belakang
tanpa seulas senyum terkembang
bak insan paling malang
*
Duhai kinasihku, tak usahlah kau ragu
sambutlah peluk tulusku di Stasiun Tugu
jabang bayi dalam perutmu ituÂ
kan kusayang sbagai cucuku
***
pojokhati, februari 2021
kisah rekaan belaka
cabar: tawar
tambar: obat; penawar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H