Kaitkan visi, misi, dan aksi sponsor lomba dengan ungkapan diri Anda dalam tulisan lomba blog. Ini akan jadi nilai plus dalam penilaian.
2. Pelajari tujuan spesifik lomba blog
Setiap lomba blog memiliki tujuan spesifik. Akan tetapi, kadang tujuan(-tujuan) ini tidak selalu tersurat. Inilah yang jadi tantangan kita sebagai peserta.Â
Peserta lomba blog yang baik akan mampu menebak tujuan spesifik yang tersirat dari lomba blog. Tujuan spesifik itu tidak selalu komersial. Kadang justru jauh dari komersialisasi.
Nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan, toleransi, dan aneka keutamaan sering menjadi tujuan tersirat dari lomba blog. Mengapa? Perusahaan dan lembaga ingin mendekatkan diri pada "konsumen" yang tersentuh secara manusiawi juga, bukan iklan blak-blakan.
Justru artikel lomba blog yang secara terlalu blak-blakan mengiklankan sponsor blog kadang tidak berhasil merebut perhatian sponsor dan juri. Kemas pesan sponsor dalam balutan kisah yang humanis. Pasti dibaca pun terasa manis.
Tujuan lomba blog bisa jadi adalah membangun kesadaran publik akan isu tertentu, bukan jualan produk secara terang-terangan.
3. Pelajari renjana dan selera dewan juri
Kadang lomba blog secara terbuka mengumumkan siapa saja anggota dewan juri. Untuk lomba blog Kompasiana, kiranya admin Kompasiana ikut menjadi juri. Ini tebakan saya saja.
Nah, jika kita tahu siapa saja anggota dewan juri, coba baca karya-karya dan rekam jejak dewan juri. Apa minat mereka? Apa profesi dan kegiatan mereka? Tulislah artikel lomba yang berkaitan dengan renjana dan kegiatan dewan juri.Â
Tentu dewan juri akan berjoged riang sambil bernyanyi: "Terpesona...aku terpesona...memandang tulisanmu yang mantul!"